NAMA : FITRIA SUMAWARDANI
NPM : 12111935
KELAS : 1KA16
TUGAS ILMU BUDAYA DASAR 2 PART 4
TEMA : SOSIAL
JUDUL : Bakti Sosial di Kampung Bekas bencana
Adakan Bhakti
Sosial di Kampung Bekas bencana
Definisi Bencana
Peristiwa atau
rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan
masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam
maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. (Definisi
bencana menurut UU No. 24 tahun 2007)
Bencana merupakan
pertemuan dari tiga unsur, yaitu ancaman bencana, kerentanan, dan kemampuan
yang di picu oleh suatu kejadian.
Posisi Geografis
Indonesia
Indonesia terletak pada
pertemuan tiga lempeng tektonik dunia, memiliki lebih dari 128 gunung berapi aktif,
dan sekitar 150 sungai, baik besar maupun kecil, yang melintasui wilayah
padat penduduk.
Danau toba yang
terkenal itupun sebetulnya sebuah Caldera atau lubang dipermukaan bumi yang
diakibatkan oleh gempa vulkanik. Bila luas danau toba mencapai 100 kilometer
persegi, bisa dibayangkan betapa besar gempa tersebut, yang konon terjadi
sekitar 74000 tahun lalu.
Coba kita ingat
beberapa catatan bencana alam besar yang pernah di alami negeri tercinta ini.
Gunung tambora
meletus. Jumlah korban saat itu tidak tercatat dengan baik, namun dapat
dipastikan melebihi jumlah korban letusan gunung krakatau.
Gunung krakatau
meletus, mengakibatkan tsunami dan menghilangkan lebih dari 36000 jiwa.
Letusan ini menjadi catatan sejarah dunia tersendiri karena tsunami yang
diakibatkan mencapai hingga Hawaii dan Amerika Selatan.
Gunung merapi meletus.
Mengakibatkan 1300 orang harus kehilangan nyawa
Gunung Agung Meletus.
Menewaskan sekitar 1000 jiwa
Gempa dan Tsunami
melumatkan aceh dan kawasan sekitarnya serta menewaskan sekitar 170 ribu
jiwa, jumlah terbesar yang tercatat dalam sejarah modern bencana alam
indonesia
Gempa di Nias
Sumatera tanggal 28 Maret 2005 mengakibatkan sekitar 1000 orang meninggal
Gempa di Yogyakarta,
menewaskan sekitar 5.782 jiwa
Gempa di Bengkulu -
Sumatera tanggal 12 september 2007 yang mengakibatkan sekitar 70 penduduk
tewas.
Itu semua belum
termasuk bencana banjir, tanah longsor, angin topan dan sebagainya. Dan yang
penting harus tertanam dibenak kita, bencana bukan hanya bencana alam,
bencana dapat terjadi karena faktor alam maupun non alam seperti budaya,
agama, dan tentu saja manusia. Di indonesia, risiko bencana dapat disebabkna
oleh faktor geologis (gempa, tsunami, letusan gunung berapi),
Hydrometeorologis (bnajir, tanah longsor, kekeringan, angin topan), biologis
(wabah penyakit, penyakit tanaman, penyakit ternak, hama tanaman), kegagalan
teknologi (kecelakaan industri dan transportasi, radiasi nuklir, pencemaran
bahan kimia), dan faktor sosial politik (konflik horisontal, terorisme,
ideologi, religi).
|
contoh bakti social :
Belum genap setahun
Komunitas Pramuka Ngampung dibentuk, namun telah memberikan kontribusi yang
positif bagi perkembangan kepramukaan di kabupaten Sragen. Bukan sekedar
mengadakan kegiatan formal yang berhubungan dengan sekolahan maupun kedinasan,
namun komunitas ini telah mengadakan kegiatan kepedulian di Dk, Dulas, Ds. Gading,
Kec. Tanon, Kab. Sragen.
Dulas merupakan kampung baru di Ds. Gading Kec. Tanon. Sudah dua belas tahun warga kampung ini menempati tanah kas desa yang hanya cukup untuk mendirikan satu rumah saja. Rumah mereka telah lama hancur akibat tanah longsor yang terjadi 12 tahun yang lalu, mereka khawatir akan adanya longsor susulan mengingat kontruksi tanah di kampong ini miring dan bergelombang, akibatnya mereka mengungsi dan memindahkan rumah mereka di area tanah kas desa.
Dulas merupakan kampung baru di Ds. Gading Kec. Tanon. Sudah dua belas tahun warga kampung ini menempati tanah kas desa yang hanya cukup untuk mendirikan satu rumah saja. Rumah mereka telah lama hancur akibat tanah longsor yang terjadi 12 tahun yang lalu, mereka khawatir akan adanya longsor susulan mengingat kontruksi tanah di kampong ini miring dan bergelombang, akibatnya mereka mengungsi dan memindahkan rumah mereka di area tanah kas desa.
Mayoritas warga di
kampung ini berprofesi sebagai buruh tani yang bekerja pada musim tanam dan
musim panen saja. Di luar itu mereka mencari batu atau sekedar mencarikan
rumput kepada pedagang kambing demi bisa menyambung hidup bersama anak dan
istrinya.
Komunitas Pramuka
Ngampung tergerak untuk melaksanakan programnya di kampung ini setelah proses
survey dan pertimbangan yang matang. Dikampung ini selain melaksanakan kegiatan
bhakti masyarakat seperti : membersihkan tempat ibadah, jalanan kampung, sumur
umum juga mengikuti kegiatan di keluarga yang mereka tempati. Anggota Pramuka
Ngampung sengaja tinggal bersama keluarga yang dinilai miskin tetapi produktif
untuk bisa bercengkrama bersama dan mengikuti aktifitas sehari-hari yang mereka
lakukan. Pada kesempatan ini tim pramuka ngempung dibagi menjadi dua, satu
dikeluarga Bp. Nardi (48) dan satunya dikeluarga Bp. Paino (40).
Awalnya Sumini (39) istri
Bp Nardi merasa keberatan rumahnya digunakan oleh Komunitas Pramuka Ngampung
untuk menginap, karena maludengan keadaan rumahnya dan tak memiliki
makanan yang lebih untuk menjamunya. Akan tetapi akhirnya juga bisa menerima
karena aggota pramuka ngampung merasa sudah terbiasa dan juga telah membawa
logistiq untuk dikonsumsi bersama keluarga barunya tersebut.
Selain kegiatan sosial
kemasyarakatan, KPN juga merintis adanya Taman Pendidikan Alqur’an yang
sebelumnya tak berdiri di kampung ini, hari pertama diikrarkan beberapa anak
antausias untuk hadir bersamanya. Malam terakhir Pramuka Ngampung disana mereka
mengadakan Pengajian dengan mengundang seluruh warga. Meski tidak maksimal
warga yang mengikuti pengajian di Mushola, tetapi warga yang hadir begitu
optimis dan semangat untuk belajar dan memakmurkan Mushola yang telah kokoh
berdiri.
Di hari terakhir, dengan
dibantu oleh Kwartir Ranting Tanon, Komunitas ini memberikan bantuan logistig
berupa beras, minyak goreng dan kebutuhan dapur lainnya kepada warga miskin kampung
ini. Namun kepada keluarga yang ditempati tersebut masih di berikan tali asih
berupa kambing masing-masing satu ekor dan enam ekor ayam kampung untuk dapat
dipelihara supaya kelak
dapat berkembang dan dapat digunakan untuk modal usaha maupun memenuhi kebutuhannya.
Warga di kampong ini sangat terharu dengan kehadiran Komunitas Pramuka Ngampung di desanya, selain memberikan bantuan juga menyadarkan kepada mereka tentang pentingnya untuk selalu mengingat Tuhan. (sumber: Joko Putra/ kwarcab Sragen)
dapat berkembang dan dapat digunakan untuk modal usaha maupun memenuhi kebutuhannya.
Warga di kampong ini sangat terharu dengan kehadiran Komunitas Pramuka Ngampung di desanya, selain memberikan bantuan juga menyadarkan kepada mereka tentang pentingnya untuk selalu mengingat Tuhan. (sumber: Joko Putra/ kwarcab Sragen)
Sistem Penanggulangan
Bencana
Undang-undang no.
24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana merupakan landasan bagi sistem
nasional penanggulangan bencana yang terdiri atas :
- Legislasi
- Kelembagaan
- Perencanaan
- Pendanaan
- Ilmu Penegtahuan dan Teknologi
- Penyelenggaraan PB
REFERENSI