Kamis, 21 Juni 2012

Bhakti Sosial di Kampung Bekas bencana



NAMA    : FITRIA SUMAWARDANI
NPM        : 12111935
KELAS    : 1KA16
TUGAS ILMU BUDAYA DASAR 2 PART 4
TEMA     : SOSIAL
JUDUL   : Bakti Sosial di Kampung Bekas bencana

Adakan Bhakti Sosial di Kampung Bekas bencana
Definisi Bencana
Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. (Definisi bencana menurut UU No. 24 tahun 2007)
Bencana merupakan pertemuan dari tiga unsur, yaitu ancaman bencana, kerentanan, dan kemampuan yang di picu oleh suatu kejadian.
Posisi Geografis Indonesia
Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik dunia, memiliki lebih dari 128 gunung berapi aktif, dan sekitar 150 sungai, baik besar maupun kecil, yang melintasui wilayah padat penduduk.
Danau toba yang terkenal itupun sebetulnya sebuah Caldera atau lubang dipermukaan bumi yang diakibatkan oleh gempa vulkanik. Bila luas danau toba mencapai 100 kilometer persegi, bisa dibayangkan betapa besar gempa tersebut, yang konon terjadi sekitar 74000 tahun lalu.
Coba kita ingat beberapa catatan bencana alam besar yang pernah di alami negeri tercinta ini.
  • 1815
Gunung tambora meletus. Jumlah korban saat itu tidak tercatat dengan baik, namun dapat dipastikan melebihi jumlah korban letusan gunung krakatau.
  • 1883
Gunung krakatau meletus, mengakibatkan tsunami dan menghilangkan lebih dari 36000 jiwa. Letusan ini menjadi catatan sejarah dunia tersendiri karena tsunami yang diakibatkan mencapai hingga Hawaii dan Amerika Selatan.
  • 1930
Gunung merapi meletus. Mengakibatkan 1300 orang harus kehilangan nyawa
  • 1963
Gunung Agung Meletus. Menewaskan sekitar 1000 jiwa
  • 2004
Gempa dan Tsunami melumatkan aceh dan kawasan sekitarnya serta menewaskan sekitar 170 ribu jiwa, jumlah terbesar yang tercatat dalam sejarah modern bencana alam indonesia
  • 2005
Gempa di Nias ­ Sumatera tanggal 28 Maret 2005 mengakibatkan sekitar 1000 orang meninggal
  • 2006
Gempa di Yogyakarta, menewaskan sekitar 5.782 jiwa
  • 2007
Gempa di Bengkulu - Sumatera tanggal 12 september 2007 yang mengakibatkan sekitar 70 penduduk tewas.
Itu semua belum termasuk bencana banjir, tanah longsor, angin topan dan sebagainya. Dan yang penting harus tertanam dibenak kita, bencana bukan hanya bencana alam, bencana dapat terjadi karena faktor alam maupun non alam seperti budaya, agama, dan tentu saja manusia. Di indonesia, risiko bencana dapat disebabkna oleh faktor geologis (gempa, tsunami, letusan gunung berapi), Hydrometeorologis (bnajir, tanah longsor, kekeringan, angin topan), biologis (wabah penyakit, penyakit tanaman, penyakit ternak, hama tanaman), kegagalan teknologi (kecelakaan industri dan transportasi, radiasi nuklir, pencemaran bahan kimia), dan faktor sosial politik (konflik horisontal, terorisme, ideologi, religi).

 contoh bakti social :

Belum genap setahun Komunitas Pramuka Ngampung dibentuk, namun telah memberikan kontribusi yang positif bagi perkembangan kepramukaan di kabupaten Sragen. Bukan sekedar mengadakan kegiatan formal yang berhubungan dengan sekolahan maupun kedinasan, namun komunitas ini telah mengadakan kegiatan kepedulian di Dk, Dulas, Ds. Gading, Kec. Tanon, Kab. Sragen.
Dulas merupakan kampung baru di Ds. Gading Kec. Tanon. Sudah dua belas tahun warga kampung ini menempati tanah kas desa yang hanya cukup untuk mendirikan satu rumah saja. Rumah mereka telah lama hancur akibat tanah longsor yang terjadi 12 tahun yang lalu, mereka khawatir akan adanya longsor susulan mengingat kontruksi tanah di kampong ini miring dan bergelombang, akibatnya mereka mengungsi dan memindahkan rumah mereka di area tanah kas desa.
Mayoritas warga di kampung ini berprofesi sebagai buruh tani yang bekerja pada musim tanam dan musim panen saja. Di luar itu mereka mencari batu atau sekedar mencarikan rumput kepada pedagang kambing demi bisa menyambung hidup bersama anak dan istrinya.
Komunitas Pramuka Ngampung tergerak untuk melaksanakan programnya di kampung ini setelah proses survey dan pertimbangan yang matang. Dikampung ini selain melaksanakan kegiatan bhakti masyarakat seperti : membersihkan tempat ibadah, jalanan kampung, sumur umum juga mengikuti kegiatan di keluarga yang mereka tempati. Anggota Pramuka Ngampung sengaja tinggal bersama keluarga yang dinilai miskin tetapi produktif untuk bisa bercengkrama bersama dan mengikuti aktifitas sehari-hari yang mereka lakukan. Pada kesempatan ini tim pramuka ngempung dibagi menjadi dua, satu dikeluarga Bp. Nardi (48)  dan satunya dikeluarga Bp. Paino (40).
Awalnya Sumini (39) istri Bp Nardi merasa keberatan rumahnya digunakan oleh Komunitas Pramuka Ngampung untuk menginap, karena maludengan  keadaan rumahnya dan tak memiliki makanan yang lebih untuk menjamunya. Akan tetapi akhirnya juga bisa menerima karena aggota pramuka ngampung merasa sudah terbiasa dan juga telah membawa logistiq untuk dikonsumsi bersama keluarga barunya tersebut.
Selain kegiatan sosial kemasyarakatan, KPN juga merintis adanya Taman Pendidikan Alqur’an yang sebelumnya tak berdiri di kampung ini, hari pertama diikrarkan beberapa anak antausias untuk hadir bersamanya. Malam terakhir Pramuka Ngampung disana mereka mengadakan Pengajian dengan mengundang seluruh warga. Meski tidak maksimal warga yang mengikuti pengajian di Mushola, tetapi warga yang hadir begitu optimis dan semangat untuk belajar dan memakmurkan Mushola yang telah kokoh berdiri.
Di hari terakhir, dengan dibantu oleh Kwartir Ranting Tanon, Komunitas ini memberikan bantuan logistig berupa beras, minyak goreng dan kebutuhan dapur lainnya kepada warga miskin kampung ini. Namun kepada keluarga yang ditempati tersebut masih di berikan tali asih berupa kambing masing-masing satu ekor dan enam ekor ayam kampung untuk dapat dipelihara supaya kelak
dapat berkembang dan dapat digunakan untuk modal usaha maupun memenuhi kebutuhannya.

Warga di kampong ini sangat terharu dengan kehadiran Komunitas Pramuka Ngampung di desanya, selain memberikan bantuan juga menyadarkan kepada mereka tentang pentingnya untuk selalu mengingat Tuhan. (sumber: Joko Putra/ kwarcab Sragen)

Sistem Penanggulangan Bencana
Undang-undang no. 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana merupakan landasan bagi sistem nasional penanggulangan bencana yang terdiri atas :
  • Legislasi
  • Kelembagaan
  • Perencanaan
  • Pendanaan
  • Ilmu Penegtahuan dan Teknologi
  • Penyelenggaraan PB



REFERENSI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar