Selasa, 06 Januari 2015

Pengaruh Provider Terhadap Kualitas Pelayanan Telekomunikasi



Tugas Softskill : Pengantar Telematika #



Pengaruh Provider Terhadap
Kualitas Pelayanan Telekomunikasi

Disusun Oleh Kelompok 1 :
Destu Sulianto
Fitria Sumawardani
I Gede Anom S
Rizki Rahmadewi
Reza Nuriyanto
Suhendri Sinaga

Kelas: 4KA26


FAKULTAS ILMU KOMPUTER & TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2015

BAB 1
PENDAHULUAN


1.1              Latar Belakang Masalah
Seiring dengan kemajuan dan perkembangan yang pesat dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan perubahan diberbagai aspek kehidupan manusia. Salah satu aspek perubahan tersebut adalah dibidang komunikasi dan informasi. Komunikasi dan informasi merupakan suatu hal penting yang dianggap mampu membantu kehidupan manusia. Sejak ditemukannya alat komunikasi, pola dan cara hidup manusia menjadi berubah serta gerak hidup manusia menjadi lebih mudah dan terasa dekat.
Kebutuhan manusia di era globalisasi akan jasa komunikasi dan informasi
sudah menjadi salah satu kebutuhan utama. Pilihan-pilihan layanan telekomunikasi yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Salah satu media komunikasi dan informasi yang paling populer saat ini adalah media internet. Di era globalisasi internet sangat berpengaruh terhadap aktivitas kehidupan manusia. Fungsi dan manfaat internet dapat membantu dan mempermudah kegiatan serta pekerjaan yang dilakukan oleh manusia. Jumlah populasi manusia yang terus bertambah banyak serta perkembangan dan kemajuan tehnologi di era globalisasi membuat tingkat kebutuhan manusia akan internet semakin meningkat.
            PT Telekomunikasi Indonesia,Tbk sebagai salah satu operator layanan internet memberikan salah satu produk yaitu speedy yang merupakan layanan akses internet yang dapat menyalurkan data dan suara secara bersamaan dengan kecepatan hingga 384 Kbps dan kecepatan maksimal 1000 Kbps dari modem sampai dengan sentral Telkom. Sebagai salah satu provider layanan internet, PT Telkom menghadapi persaingan dan kompetisi yang luar biasa. Hal tersebut menyebabkan PT Telkom harus siap bersaing dengan banyaknya provider layanan internet. Hingga saat ini terdapat 5 (lima) provider utama yang menyediakan akses internet yaitu Telkom (TelkomSpeedy), Telkomsel (TelkomselFlash), Indosat (M2), First Media (Fastnet) dan XL (Excelcomindo). Perusahaan harus dihadapkan dengan persaingan yang ketat dalam membangun usaha layanan internet. Hal ini akan membuat pelanggan dengan mudah berpindah ke provider lain karena kualitas yang ditawarkan lebih baik. Oleh karena itu provider harus dapat memberikan keunggulan dari produk dan layanan mereka agar dapat mempertahankan pelanggannya, sehingga dapat mempertahankan kelangsungan perusahaannya.
Loyalitas pelanggan adalah kunci sukses bagi perusahaan, tidak hanya dalam jangka pendek, tetapi juga menjadi keunggulan bersaing yang berkelanjutan. Loyalitas pelanggan merupakan komitmen pelanggan untuk bertahan dalam menggunakan suatu produk/jasa, melakukan pembelian ulang terhadap suatu produk atau jasa secara konsisten. Untuk mendapatkan pelanggan yang loyal, perusahaan dituntut untuk merancang strategi pemasaran yang baik. Loyalitas pelanggan berkaitan erat dengan kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan dapat mempengaruhi perilaku pelanggan khususnya loyalitas pelanggan. Apabila kepuasan yang dirasakan oleh pelanggan bertahan dalam jangka waktu yang lama, maka pelanggan akan bersikap loyal. Disamping kualitas produk, pertimbangan harga, kualitas pelayanan yang baik juga dapat menunjang kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan merupakan perbedaan daya guna yang dirasakan konsumen (perceived performance atau perceived outcame) dan harapan yang ada. Pelayanan yang berkualitas tentunya dapat memenuhi kebutuhan konsumen sesuai dengan harapan mereka. Sedangkan berdasarkan pra penelitian yang dilakukan oleh penulis masih ada keluhan pelanggan atas sistem pelayanan PT Telkom. Keluhan tersebut seperti gangguan koneksi speedy yang terputus, pelayanan PT Telkom yang kurang cepat dalam menangani keluhan pelanggan, serta pelayanan customer contact yang kurang baik. Berdasarkan Latar belakang diatas penulis membuat penelitian mengenai “Pengaruh Provider Terhadap Kualitas Pelayanan Telekomunikasi”.

1.2              Batasan Masalah
Batasan masalah yang diambil dalam penelitian ini adalah membahas mengenai provider atau layanan operator yang dipilih pelanggan terhadap kualitas pelayanan dari provider yang dipilih pada pertelekomunikasian yang di survey lebih dari 30 orang responden yang mengisi kuisioner yang disediakan peneliti.

1.3              Tujuan
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk :
1. Menganalisis pengaruh provider terhadap kualitas pelayanan
2. Menganalisis pengaruh kualitas jenis pelayanan provider terhadap kepuasan pelanggan
3. Menganalisis pengaruh tipe jaringan terhadap kepuasan pelanggan
4. Menganalisis pengaruh kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan           

1.4              Sistematika Penulisan
            BAB I          : PENDAHULUAN
            Pada bab ini berisikan tentang latar belakang dari penulisan, batasan masalah serta tujuan dan sistematika penulisan.

             BAB II        : LANDASAN TEORI
            Pada bab ini menjelaskan materi-materi mengenai pembahasan yang bersangkutan dengan penulisan.

             BAB III      : ANALISA DAN PEMBAHASAN
           Pada bab ini menjelaskan tentang analisis dan pembahasan yang akan dibahas penulis dalam penelitian.

BAB IV     : PENUTUP
            Didalam bab ini berisikan kesimpulan dari penulisan , serta saran yang  dibutuhkan untuk kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA











BAB 2
LANDASAN TEORI


2.1       Sejarah Jaringan GSM & CDMA
                        Sejarah dan Perkembangan Telekomunikasi GSM Teknologi komunikasi selular sebenarnya sudah berkembang dan banyak digunakan pada awal tahun 1980-an, diantaranya sistem C-NET yang dikembangkan di Jerman dan Portugal oleh Siemens, sistem RC-2000 yang dikembangkan di Prancis, sistem NMT yang dikembangkan di Belanda dan Skandinavia oleh Erricson, serta sistem TACS yang beroperasi di Inggris. Namun teknologinya yang masih analog membuat sistem yang digunakan bersifat regional sehingga sistem antara negara satu dengan yang lain tidak saling kompatibel dan menyebabkan mobilitas pengguna terbatas pada suatu area sistem teknologi tertentu saja (tidak bisa melakukan roaming antar negara). Teknologi analog yang berkembang, semakin tidak sesuai dengan perkembangan masyarakat Eropa yang semakin dinamis, maka untuk mengatasi keterbatasannya, negara-negara Eropa membentuk sebuah organisasi pada tahun 1982 yang bertujuan untuk menentukan standar-standar komunikasi selular yang dapat digunakan di semua Negara Eropa. Organisasi ini dinamakan Group Special Mobile (GSM). Organisasi ini memelopori munculnya teknologi digital selular yang kemudian dikenal dengan nama Global System for Mobile Communication atau GSM. GSM muncul pada pertengahan 1991 dan akhirnya dijadikan standar telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European Telecomunication Standard Institute).

                        Pengoperasian GSM secara komersil baru dapat dimulai pada awal kuartal terakhir 1992 karena GSM merupakan teknologi yang kompleks dan butuh pengkajian yang mendalam untuk bisa dijadikan standar. Pada September 1992, standar type approval untuk handphone disepakati dengan mempertimbangkan dan memasukkan puluhan item pengujian dalam memproduksi GSM. Pada awal pengoperasiannya, GSM telah mengantisipasi perkembangan jumlah penggunanya yang sangat pesat dan arah pelayanan per area yang tinggi, sehingga arah perkembangan teknologi GSM adalah DCS (Digital Cellular System) pada alokasi frekuensi 1800 Mhz. Dengan frekuensi tersebut, akan dicapai kapasitas pelanggan yang semakin besar per satuan sel. Selain itu, dengan luas sel yang semakin kecil akan dapat menurunkan kekuatan daya pancar handphone, sehingga bahaya radiasi yang timbul terhadap organ kepala akan dapat di kurangi. Pemakaian GSM kemudian meluas ke Asia dan Amerika, termasuk Indonesia. Indonesia awalnya menggunakan sistem telepon selular analog yang bernama AMPS (Advances Mobile Phone System) dan NMT (Nordic Mobile Telephone). Namun dengan hadir dan dijadikannnya standar sistem komunikasi selular membuat sistem analog perlahan menghilang, tidak hanya di Indonesia, tapi juga di Eropa, Pengguna GSM pun semakin lama semakin bertambah. Pada akhir tahun 2005, pelanggan GSM di dunia telah mencapai 1,5 triliun pelanggan. Akhirnya GSM tumbuh dan berkembang sebagai sistem telekomunikasi seluler yang paling banyak digunakan di seluruh dunia. Arsitektur Jaringan GSM MSC ekstern HandOver: Pemindahan hubungan antar BTS dari MSC yang berbedaSecara umum,network element dalam arsitektur jaringan GSM dapat dibagi menjadi: 1. Mobile Station ( MS ) 2. Base Station Sub-system ( BSS ) 3. Network Sub-system ( NSS ), 4. Operation and Support System ( OSS ) Secara bersama-sama, keseluruhan network element di atas akan membentuk sebuah PLMN (Public Land Mobile Network). Mobile Station atau MS merupakan perangkat yang digunakan oleh pelanggan untuk melakukan pembicaraan. Terdiri atas: Mobile Equipment ( ME ) atau hanset, merupakan perangkat GSM yang berada di sisi pengguna atau pelanggan yang berfungsi sebagai terminal transceiver (pengirim dan penerima sinyal) untuk berkomunikasi dengan perangkat GSM lainnya. Subscriber Identity Module ( SIM ) atau SIM Card, merupakan kartu yang berisi seluruh informasi pelanggan dan beberapa informasi pelayanan. ME tidak akan dapat digunakan tanpa SIM didalamnya, kecuali untuk panggilan darurat. Data yang disimpan dalam SIM secara umum, adalah: IMMSI (International Mobile Subscriber Identity), merupakan penomoran pelanggan. MSISDN (Mobile Subscriber ISDN), nomor yang merupakan nomor panggil pelanggan. Base Station System atau BSS, terdiri atas: BTS Base Transceiver Station, perangkat GSM yang berhubungan langsung dengan MS dan berfungsi sebagai pengirim dan penerima sinyal. BSC Base Station Controller, perangkat yang mengontrol kerja BTS-BTS yang berada di bawahnya dan sebagai penghubung BTS dan MSC Network Sub System atau NSS, terdiri atas: Mobile Switching Center atau MSC, merupakan sebuah network element Central dalam sebuah jaringan GSM. MSC sebagai inti dari jaringan seluler, dimana MSC berperan untuk interkoneksi hubungan pembicaraan, baik antar selular maupun dengan jaringan kabel PSTN, ataupun dengan jaringan data. Home Location Register atau HLR, yang berfungsi sebagai sebuah database untuk menyimpan semua data dan informasi mengenai pelanggan agar tersimpan secara permanen. Visitor Location Register atau VLR, yang berfungsi untuk menyimpan data dan informasi pelanggan. Authentication Center atau AUC, yang diperlukan untuk menyimpan semua data yang dibutuhkan untuk memeriksa keabsahaan pelanggan. Sehingga pembicaraan pelanggan yang tidak sah dapat dihindarkan. Equipment Identity Registration atau EIR, yang memuat data-data pelanggan. Operation and Support System atau OSS, merupakan sub sistem jaringan GSM yang berfungsi sebagai pusat pengendalian, diantaranya fault management, configuration management, performance management, dan inventory management. Frekuensi pada 3 Operator Terbesar di Indonesia 1. Indosat : 890 – 900 Mhz (10 Mhz) 2. Telkomsel : 900 – 907,5 Mhz (7,5 Mhz) 3. Excelcomindo : 907,5 – 915 Mhz (,5 Mhz) Keunggulan GSM sebagai Teknologi Generasi Kedua (2G) GSM, sebagai sistem telekomunikasi selular digital memiliki keunggulan yang jauh lebih banyak dibanding sistem analog, di antaranya: Kapasitas sistem lebih besar, karena menggunakan teknologi digital dimana penggunaan sebuah kanal tidak hanya diperuntukkan bagi satu pengguna saja. Sehingga saat pengguna tidak mengirimkan informasi, kanal dapat digunakan oleh pengguna lain. Sifatnya yang sebagai standar internasional memungkinkan international roaming Dengan teknologi digital, tidak hanya mengantarkan suara, tapi memungkinkan servis lain seperti teks, gambar, dan video. Keamanan sistem yang lebih baik Kualitas suara lebih jernih dan peka. Bagaimanapun, keunggulan GSM yang beragam pantas saja membuatnya menjadi sistem telekomunikasi selular terbesar penggunanya di seluruh dunia. GSM 1800: Frekuensi Besar, Jangkauan Sempit Teknologi ponsel terus berkembang dari waktu ke waktu. Akan tetapi, bukan berarti yang terbaru adalah yang terhebat. Setiap jenis ada kekurangan dan kelebihan masing-masing. Teknologi telepon selular di Indonesia saat ini telah berkembang begitu pesatnya. Jangan heran kalau minat konsumen pun makin meningkat. Ujung-ujungnya pengguna telepon selular pada tahun ini diduga akan bertambah dua kali lipat dibandingkan dengan tahun lalu. Jenis telepon selular yang pertama kali masuk di Indonesia adalah jenis NMT (nordic mobile telephone). Jenis selular ini menggunakan frekuensi 450 mHz, tetapi khusus di Indonesia digunakan frekuensi 470 mHz. Daerah jangkauan NMT dapat mencapai 60 kilometer, sehingga memungkinkan NMT digunakan di daerah-daerah terpencil yang jauh dari pusat kota. Namun jenis selular pertama ini mempunyai kekurangan, yaitu bentuknya yang relatif besar sehingga membuat NMT kurang efektif dan efisien untuk dibawa bepergian. Menyusul berkembangnya teknologi NMT, muncul pula teknologi baru selular yaitu AMPS (advance mobile phone system). Sistem AMPS menggunakan frekuensi 800 mHz dan daya jangkaunya sekitar 1,5 km sampai 2 km. Karena bentuknya yang ringan dan dapat dibawa dengan mudah, maka teknologi AMPS menjadi pilihan baru dalam berkomunikasi. Bahkan teknologi yang berasal dari Amerika Serikat ini pernah menjadi primadona dunia informasi dunia pada 1980-an sampai menjelang 1990-an. Setelah berkembangnya AMPS, muncul pula sebuah teknologi selular digital CDMA (code division multiple access). CDMA adalah teknologi yang dikembangkan oleh militer Amerika Serikat pada 1989 dan mulai dioperasikan pada 1995. Teknologi CDMA dapat menggunakan frekuensi yang selama ini dipakai oleh AMPS yaitu 800 mHz. Cuma, CDMA juga dapat memakai frekuensi 1.700 mHz. Karena menggunakan teknologi yang sama, maka sistem AMPS yang analog akan dapat dengan sederhana bermigrasi ke sistem CDMA yang digital. Pada saat yang hampir bersamaan dengan munculnya CDMA, teknologi GSM (global system for mobile communication) diperkenalkan. Dengan digunakannya sistem GSM yang digital, teknologi NMT atau AMPS yang analog praktis tidak dapat digunakan. Bagi para pengguna kedua sistem itu, hal ini sangat merugikan karena mereka telanjur memakai ponsel lama yang harganya relatif mahal. Hal ini menyebabkan banyak dari mereka enggan berpindah ke teknologi GSM. Namun setelah para operator GSM terlihat sangat serius dengan bisnisnya, maka mereka berlomba-lomba mencicipi teknologi baru tersebut. Hasilnya, saat ini sistem GSM-lah yang paling banyak digunakan di Indonesia untuk masalah ponsel. Teknologi GSM yang kita pakai saat ini menggunakan frekuensi 900 mHz dengan daya jangkau 1,5 km sampai 2 km saja. Akan tetapi, daya jangkau itu dapat diperluas dengan menggunakan antena payung yang tinggi (umbrella). Dengan penggunaan antena payung, jarak jangkau GSM dapat mencapai 35 km. Sebenarnya, ditinggalkannya sistem NMT dan AMPS bukan karena keduanya tidak dapat digunakan lagi, tetapi lebih karena kedua sistem itu sudah ketinggalan zaman–terutama NMT yang memang kurang nyaman untuk dibawa ke mana-mana. NMT dan AMPS di satu pihak masih mentransmisikan suara dengan cara analog, sedangkan CDMA dan GSM di pihak lain menggunakan teknologi digital yang menghasilkan kualitas suara yang jauh lebih baik. Oleh karena itu, AMPS dan NMT sering disebut sebagai selular generasi pertama, sedangkan GSM dan CDMA disebut sebagai selular generasi kedua. Banyak pihak yang membandingkan GSM dengan CDMA dari segi kualitas dan teknis. Dari segi teknis memang CDMA lebih baik. Misalnya, GSM yang menggunakan teknologi TDMA (time division multiple access) hanya dapat mengacak suara yang dipancarkan. Adapun CDMA selain mengacak suara, juga dapat mentransmisikan suara dalam kode-kode sehingga sama sekali tidak bisa disadap. Setelah era GSM 900 mHz muncul lagi sebuah teknologi baru dalam dunia telepon selular yaitu PCS/PCN. Sistem PCS/PCN (personal communication system/network) atau yang lebih dikenal dengan nama GSM 1800, sebenarnya bukanlah teknologi baru. Pada dasarnya sistem ini sama dengan GSM, hanya frekuensi yang digunakan lebih tinggi yaitu 1.800/1.900 mHz. Berbeda dengan GSM yang memakai frekuensi 900 mHz, PCN merupakan nama yang diberikan oleh kalangan operator Eropa yang menggunakan frekuensi 1.800 mHz atau biasa disebut DCS (digital cellular system). Sementara itu PCS digunakan di Amerika, dengan frekuensi 1.900 mHz. Di lain pihak, PHS merupakan standar Jepang yang sudah tersebar ke berbagai negara di dunia. Mutu pelayanan PCN disinyalir lebih baik dari mutu GSM karena menggunakan pita berfrekuensi lebih tinggi. Apalagi PCS yang dikembangkan dari teknologi CDMA lebih baik kualitas dan kapasitasnya daripada GSM. Akan tetapi, mutu lebih baik yang ditawarkan PCS tidak sebanding dengan daya jangkaunya yang relatif sempit. Menurut penelitian, daya jangkau teknologi PCS hanya mencapai 200 meter hingga 8 kilometer. Bahkan sistem PHS mempunyai daya jangkau lebih sempit, yaitu hanya berkisar pada radius 200 sampai 500 meter saja. Untuk menanggulangi kekurangan itu perlu dibuat jaringan BTS yang lebih banyak dan rapat sehingga drop call atau blank spot yang disebabkan oleh jarak jangkau PCS yang sempit dapat tertutupi. Dengan demikian, proses migrasi dari sistem GSM ke PCN hanya merupakan sebuah perubahan frekuensi, sedangkan sistemnya tidak berubah. Hal ini berbeda ketika sistem NMT dan AMPS yang analog diganti dengan sistem GSM yang digital. NMT dan AMPS memang tidak mempunyai sambungan ke teknologi digital GSM sehingga kedua teknologi itu tidak dapat digunakan. Adapun teknologi GSM dapat dikatakan masih merupakan satu teknologi dengan PCS atau GSM 1.800. Yang membedakan keduanya adalah dalam penggunaan frekuensi. Hal ini memungkinkan kartu SIM (subscriber identification module) GSM 900 juga dapat digunakan pada pesawat PCN. Bahkan saat ini telah tersedia jenis-jenis ponsel yang dapat digunakan pada kedua frekuensi tersebut. Jadi, jika Anda pengguna GSM 900, jangan terlalu khawatir dengan munculnya teknologi baru ini.


Telepon seluler atau yang biasa disingkat dengan sebutan ponsel memiliki istilah lain yaitu handphone, hape, hp, telepon nirkabel, telepon genggam, dan lain sebagainya.  Benda elektronik yang memiliki fungsi utama sebagai alat telekomunikasi ini telah banyak digunakan oleh masyarakat kita.  Karena fungsinya yang sangat penting untuk berhubungan antara orang yang satu dengan yang lain, maka sekarang ini ponsel telah menjadi salah satu barang wajib nasional yang penting untuk dimiliki setiap orang.

                        Setiap telepon seluler atau handphone membutuhkan layanan dari suatu operator layanan telekomunikasi yang sesuai untuk dapat beroperasi dengan baik.  Di indonesia terdapat banyak operator telepon seluler resmi yang menjual layanannya dalam bentuk produk kartu perdana yang umumnya berisi nomor telepon dan juga menjual jasa komunikasi dalam bentuk suara, pesan teks tertulis, data, sambungan internet, dan lain sebagainya.  Semua operator berlomba-lomba menarik konsumen dengan berbagai cara mulai dari menawarkan tarif yang murah sampai membentuk produk khusus untuk komunitas tertentu.

                        Kita sebagai konsumen memang tidak ada salahnya untuk mengetahui operator telepon nasional apa saja yang ada di Indonesia.  Dari sanalah kita dapat membandingkan satu sama lain sesuai kondisi riil di lapangan sesuai daerah tempat tinggal kita.  Mana yang terbaik dapat kita pilih dan kita jadikan sebagai operator telepon utama untuk handphone kita.  Sedangkan yang lainnya dapat digunakan sebagai operator cadangan atau operator kedua untuk hape kita.

2.2       Daftar operator telepon GSM dan CDMA yang beroperasi secara resmi dan secara nasional di Indonesia

A. Daftar Operator GSM di Indonesia (GSM 900 Mhz / 1800 Mhz)

1. Telkomsel (Kartu Halo, Kartu As, Simpati)
2. Indosat (Matrix, IM3, Mentari)
3. XL Axiata (Xplor, XL Bebas)
4. Axis Telekom Indonesia (Axis)
5. Hutchison 3 Indonesia (3 / Tri)
6. Pasifik Satelit Indonesia (Byru, Pasti)

B. Daftar Operator CDMA di Indonesia (CDMA 800 Mhz)

1. Telkom (Flexi)
2. Indosat (StarOne)
3. Bakrie Telecom (Esia)
4. Smartfren (Smartfren)
5. Sampoerna Telekomunikasi Indonesia (Ceria)

2.3       Perbedan Antara GSM dan CDMA

Secara fisik handphone GSM dan CDMA tidak ada perbedaan yang begitu mencolok. Yang menjadi perbedaannya adalah kartu yang dipakai berbeda jenisnya. Sebagai contoh operator yang bekerja di jalur keduanya yaitu operator CDMA antara lain : smart, flexi, esia, fren, starone, ceria, sedangkan operator GSM meliputi : simpati, as, XL bebas, XL jempol, mentari, im3, three dan masih banyak lainnya.

GSM (GLobaL System for MobiLe Communications)

Merupakan teknologi digital yang bekerja dengan mengirimkan paket data berdasarkan waktu, atau yang lebih dikenal dengan istilah timeslot. GSM merupakan turunan dari teknologi Time Division Multiple Access (TDMA). Teknologi TDMA ini mengirimkan data berdasarkan satuan yang terbagi atas waktu, artinya sebuah paket data GSM akan dibagi menjadi beberapa time
slot. Timeslot inilah yang akan digunakan oleh pengguna jaringan GSM secara ternporer (sementara).Maksud dan digunakannya timeslot secara temporer adalah timeslot tersebut akan dimonopoli oleh pengguna selama mereka gunakan, terlepas dan mereka sedang aktif berbicara atau sedang idle (diam).

CDMA (Code Division Multiple Access)

Berbeda dengan teknologi GSM, teknologi CDMA tidak menggunakan satuan waktu, melainkan menggunakan sistem kode (coding). Prinsip ini sesuai dengan singkatan CDMA itu sendiri, yaitu CodeDivision Multiple Access. Jadi, sistem CDMA menggunakan kode-kode tertentu yang unik untuk mengatur setiap panggilan yang berlangsung. Kode yang unik ini juga akan mengeliminir kemungkinan terjadinya komunikasi silang atau bocor
.

2.4      Ada pun kelebihan dan kekurangan antara GSM dan CDMA dari sisi security

           GSM (GLobaL System for MobiLe Communications)

Keamanan dan mekanisme autentifikasi yang terdapat pada GSM membuat GSM sebagai jaringan komunikasi yang aman, khususnya jika dibandingkan dengan sistem analog. Bagian yang menjadikan GSM aman yaitu adanya sistem digital yang mengenkripsikan pembicaraan, GMSK (Gaussian Minimum Shift Keying) modulasi digital, dan TDMA (Time Division Multiple Access). Untuk memotong dan merekonstruksi sinyal GSM diperlukan peralatan yang khusus dan mahal. Spesifikasi GSM yang di desain oleh konsorsium GSM bersifat rahasia dan hanya didistribusikan hanya untuk perusahaan pembuat telepon selular untuk mengetahui dasar-dasar dari perangkat keras dan perangkat lunak dan hanya untuk operator GSM. Spesifikasi GSM tidak disebarluaskan ke umum untuk mencegah terjadinya pembelajaran tentang proses autentifikasi dan algoritma enkripsi terhadap model keamanan GSM. Konsorsium GSM berdasar atas prinsip keamanan dengan ketidakkenalan, maksudnya adalah algoritma enkripsi akan sulit di pecahkan jika algoritma tersebut tidak dipublikasi.

CDMA (Code Division Multiple Access)

Merupakan suatu menggunakan teknologi spread -spectrum untuk mengedarkan sinyal informasi yang melalui bandwith yang lebar (1,25 MHz). Teknologi ini asalnya dibuat untuk kepentingan militer, menggunakan kode digital yang unik, lebih baik daripada channel atau frekuensi RF.

CDMA memiliki tingkat keamanan lebih baik dari jaringan GSM, hal ini disebabkan karena sistem CDMA menggunakan metode multiple division dengan code, dimana sinyal data ditumpangkan pada sinyal derau yang tersebar. Di sisi penerima dipasang suatu decoder yang mampu melakukan dekode sinyal transmisi yang diterima sehingga didapat sinyal asli yang dikirimkan. Sedangkan di lapisan yang lebih atas lagi, sistem CDMA memberlakukan otentikasi dengan ketat yang memperkecil kemungkinan untuk ditembus oleh pelanggan yang tidak valid dan perangkat yang tidak mendukung sistem keamanan misalnya terminal yang tidak mendukung A-key.

Sistem CDMA yang diaplikasikan saat ini di Indonesia adalah CDMA2000-1X yang merupakan perkembangan dari teknologi selular CDMA2000 sebelumnya. Pada sistem CDMA, keamanan informasi merupakan hal yang sangat concern untuk diperhatikan. Masalah seperti penyadapan dan penggunaan akses secara tidak sah sangat diperhatikan.

CDMA2000-1X menggunakan teknik enkripsi dengan algoritma Rijndael yang aman dan sangat cepat dan hanya memungkinkan penggunaan ukuran kunci 128, 192 and 256 bit. Sedangkan pada autentifikasi menggunakan prosedur Unique Challenge Procedure dimana base station membangkitkan nilai 24 bit value dan mentransmisikannya ke mobile station di Authentication Challenge Message. Teknologi CDMA membuat kesulitan terhadap kegiatan penyadapan, baik yang bersifat terus menerus maupun sesaat karena mengimplementasikan 42 bit PN (Pseudo-Random Noise) sekuens yang disebut dengan “Long Code”.

2.5       Loyalitas Pelanggan

                        Kotler (2003:61) mendefinisikan loyalitas pelanggan adalah “the long term success of the particular brand is not based on the number of consumer who purchase it only once, but on the number who become repeat purchase”. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa pelanggan yang loyal tidak diukur dari berapa banyak dia membeli, tapi dari berapa sering dia melakukan pembelian ulang, termasuk disini merekomendasikan orang lain untuk membeli.
Sedangkan menurut Zeithaml et. al. (1996 dalam Japrianto,2007:36) tujuan akhir keberhasilan perusahaan menjalin hubungan relasi dengan pelanggannya adalah untuk membentuk loyalitas yang kuat. Indikator dari loyalitas pelanggan (Japrianto, 2007:36) adalah :
i. Say positive things, adalah mengatakan hal yang positif tentang produk yang telah dikonsumsi.
ii. Recommend friend, adalah merekomendasikan produk yang telah dikonsumsi kepada orang lain.
iii. Continue purchasing, adalah pembelian yang dilakukan secara terus menerus terhadap produk yang telah dikonsumsi.

                        Siat (1997 dalam Margaretha, 2004:297) menyatakan bahwa loyalitas pelanggan merupakan tiket menuju sukses semua bisnis, pelanggan yang loyal adalah pelanggan yang puas (Siat, 1997 dalam Margaretha, 2004:297) menyatakan bahwa untuk mencapai loyalitas, kepuasan merupakan syarat utama yang harus dipenuhi. Hubungan antara kepuasan dan loyalitas telah diteliti dalam beberapa studi. Fornell (1992), Cronin dan Taylor (1992), Boulding et all. (1993), dan Selnes (1993:21) dalam penelitiannya menemukan pengaruh positif antara kepuasan dan loyalitas.

2.6       Kepuasan pelanggan

                        Kotler (2003) mendefinisikan Satisfaction is a person’s feelings of pleasure or disappointment resulting from comparing a product’s perceived performance (or outcome) in relation to his or her expectations. Kepuasan pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja (atau hasil) suatu produk dan harapan – harapannya. Meskipun banyak definisi mengenai kepuasan, definisi yang dominan dan banyak dipakai adalah definisi yang didasarkan pada pada disconfirmation paradigm (Oliver, 1997 dalam Margaretha, 2004:294).
                        Berdasarkan pendapat Naumann dan Giel (dalam Sulistyo, 1998:47) pengukuran dari indikator kepuasan pelanggan adalah sebagai berikut :
i. Service : merupakan penilaian pelanggan mengenai kualitas pelayanan yang diberikan kepada pelanggan
ii. Price : merupakan penilaian dari apa yang dikorbankan atau diberikan untuk mendapatkan suatu produk atau jasa
iii. Image : merupakan kepercayaan pelanggan terhadap kemampuan perusahaan dalam memenuhi harapannya.
iv. Overall customer satisfaction : merupakan rasa puas pelanggan terhadap keseluruhan produk atau jasa yang dirasakan.
Heskett, JL, Sasser WE and Schlesinger LA dalam Zeithaml and Bitner (2003:92) menyatakan bahwa hubungan antara kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan. Hubungan semakin kuat ketika pelanggan pada tahap sangat puas.

2.7      Kualitas Produk

                        Kualitas produk adalah keseluruhan ciri serta sifat dari suatu produk atau pelayanan yang berpengaruh untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat (Kotler, 1997:43). Kualitas menurut Hanan dan Karp (1991 dalam Sururi dan Astuti, 2003:251), “ Quality is an assessment of the general goodness of a product” menunjukan bahwa kualitas adalah pernyataan atas suatu produk secara total pada unsur atau komponen yang menyusun produk dan yang memberikan nilai tambah.

                        Menurut Kotler (1997, 52) indikator dari kualitas produk terdiri dari :
i. Manfaat utama dari produk, hal ini berkaitan dengan aspek core benefit suatu produk yang dipertimbangkan pelanggan dalam membeli barang tersebut
ii. Bentuk produk, merupakan bentuk produk yang dapat dirasakan oleh panca indera pelanggan yang dipertimbangkan dalam pemakaian produk.
iii. Atribut produk, hal ini berhubungan tambahan dari fungsi dasar produk termasuk umur ekonomis produk.

Kualitas produk mempunyai pengaruh yang bersifat langsung terhadap kepuasan pelanggan (Mowen dalam Sururi dan Astuti (2003:251)). Penilaian tersebut dilakukan melalui pengalaman selama menggunakan produk, sehingga dapat diketahui apakah kegunaan produk sesuai dengan yang dijanjikan. Sejalan dengan Mowen, Bei dan Chiao (2007:12) menemukan bahwa kualitas produk sebagai faktor independent dalam menyelidiki pengaruhnya terhadap kepuasan pelanggan sehingga dapat dinyatakan bahwa kualitas produk secara positif berhubungan dengan kepuasan pelanggan.

2.8       Kualitas Pelayanan

                        Kotler (1997) mengatakan bahwa kualitas pelayanan harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi pelanggan, persepsi pelanggan tentang kualitas pelayanan ke pelanggan merupakan salah satu penentu keberhasilan pemasaran. Parasuraman, et.al (1988) dalam Karsono (2005:184) menyatakan apabila pelayanan yang diterima atau dirasakan (perceived service) sesuai dengan yang diharapkan (expected service), maka kualitas pelayanan akan dipersepsikan baik dan memuaskan.
Selanjutnya (Parasuraman, et al. (1991) dan Gronroos (1994) dalam                         Marlien (2005:228) menyatakan persepsi kualitas pelayanan adalah merupakan evaluasi keseluruhan dari fungsi jasa yang diterima secara aktual oleh pelanggan yang didefinisikan denan indikator berikut :
i. Pendukung Fisik sistem operasi, berhubungan dengan semua fasilitas pendukung operasional yang canggih, akurat dan lengkap suatu perusahaan.
ii. Kualitas jasa, merupakan ukuran kinerja yang merupakan perbandingan antara harapan dan persepsi pelanggan.
iii. Interaksi karyawan dengan pelanggan, hal ini berhubungan dengan perhatian, pemahaman atas kebutuhan pelanggan.

Menurut Llosa, et al. (1998 dalam Margaretha, 2004:293) menyatakan bahwa service quality adalah suatu instrumen yang digunakan oleh pelanggan untuk menilai pelayanan yang diberikan oleh perusahaan. Shemwell, et al (1998 dalam Margaretha, 2004:293) menyatakan bahwa kualitas pelayanan merupakan suatu proses kognitif dan evaluatif terhadap suatu obyek.


BAB 3
ANALISA DAN PEMBAHASAN

Pada penelitian ini menggunakan metode hipotesa terhadap lebih dari 30 responden pengguna jasa pelayanan telekomunikasi yang menyediakan banyak produk yang ditawarkan dengan promosi yang sangat gencar. Berdasarkan hasil survey terakhir kepada 37 orang responden yang melakukan pengisian form pada link yang dapat dilihat pada halaman daftar pustaka bahwa, pelanggan telepon selular atau smartphone yang paling banyak digunakan oleh responden dengan sistem operasi android, kemudian untuk provider yang banyak digunakan yaitu indosat dengan tipe jaringan GSM. Provider yang dipilih sangat berpengaruh terhadap kualitas pelayanan telekomunikasi yang dapat dilihat melalui jenis layanan yang banyak digunakan pada responden yaitu jenis layanan volume based dikarenakan agar lebih mudah dalam mengakses internet, kemudian beberapa provider saat ini yang menggunakan jasa volume based speed koneksi lebih besar, berbeda dengan speedbased dengan kuota minim, setelah kuota habis speed berkurang, dan macam-macam lain lagi alasan mengenai jenis layanan yang responden sebutkan.

Hipotesa untuk menganalisa penelitian ini dilakukan menggunakan Modeling Google Docs yang tujuannya digunakan untuk mengetahui hasil penelitian faktor penyebab kepuasan dan loyalitas pelanggan yang utama seperti persepsi kualitas pelayanan, harga, provider yang banyak digunakan dan juga promo yang diberikan, sedangkan faktor penambat tidak berpengaruh langsung terhadap kepuasan pelanggan. Kualitas hubungan relasional juga tidak secara langsung berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Persepsi kualitas pelayanan dan kualitas hubungan relasional berpengaruh langsung terhadap loyalitas pelanggan.
Pada beberapa implikasi teori tentang fenomena loyalitas pelanggan smartphone sebagai berikut. Dalam meningkatkan loyalitas dan kepuasan pelanggan, aspek terpenting adalah meningkatkan kualitas pelayanan. Untuk meningkatkan loyalitas pelanggan dipengaruhi oleh dua aspek penting, yaitu persepsi kualitas pelayanan dan kualitas hubungan relasional melalui kepuasan pelanggan dengan memahami karakteristik individu pelanggan. Dalam meningkatkan kepuasan pelanggan ada tiga unsur penting yang perlu diperhatikan, yaitu persepsi kualitas pelayanan, kualitas hubungan relasional dan moderasi oleh factor penambat terhadap kedua hal tersebut. Pembuktian pengaruh kehadiran variable moderator dalam memoderasi hubungan antara persepsi kualitas pelayanan dengan kepuasan pelanggan dan hubungan antara kualitas hubungan relasional dengan kepuasan pelanggan, didapatkan bahwa variabel moderator tersebut didukung data berpengaruh. Beberapa responden dominan meningkatkan kepuasan pelanggan adalah persepsi kualitas pelayanan, sedangkan yang dominan meningkatkan loyalitas pelanggan adalah kepuasan pelanggan dari provider.

Hasil Hipotesa / Summary Yang Dijelaskan Melalui Diagram Dan Penjelasan Pengguna Jasa Pelayanan Telekomunikasi Berdasarkan Kuisioner Online Menggunakan Modeling Google Docs Yang Disebar Melalui Media Sosial.

Usia *

31 tahun
21 tahun
22
24
25
19
15
21
20
100
79
21th

Jenjang / Jurusan

Manajemen Informatika
S1 / Pendidikan Guru
S1/Sistem Informasi
S1 / SI
Sistem Informasi
alumni
S1 / Sistem Informasi
Sosial
S1 / SISTEM INFORMASI
Manajemen Keuangan
pendidikan ips S1
sistem informasi
diploma 3
S1/sistem informasi
mahasiswa
S1 Psikologi
SMA
s1 sistem informasi
s1/ sistem informasi
s1
SI
S1/SI

Lokasi Akses *

Bekasi
depok
Cilodong
Jakarta
Bogor
jember
rumah
Cibinong
bandung
Depok
yogyakarta
bekasi
jaktim
bogor
Rumah
Sumba

Jenis layanan yang dipilih VolumeBased atau SpeedBased *

Volume based karna kuota lebih penting dibanding speedbased. Bagaimana kecepatan mau ada kalau kuota saja tidak ada
Speedbased
volume based, karena beberapa provider saat ini yang menggunakan jasa volume based speed koneksi lebih besar, berbeda dengan speedbased, yang kuota nya sedikit, setelah kuota habis speed berkurang
Volumebased
VolumeBased
Volume based , karena pelajar jadi lebih bnyk butuh kuota untuk mencari tugas
SpeedBased, supaya lebih mudah dalam mengakeses data yang menggunakan jaringan internet
Speedbased, untuk lebih cepat searching dan browsing.
dua duanya karena saya suka maen kuota dan kecepatan dalam mendownload dan maen game.
Volume Based, speed standar kuota banyak lebih greget
Volume based karena speed pake kuota cuma omong kosong
Volumebased. Bisa download dan internetan sepuasnya.
Speedbased karena percuma banyak kuota kalo lemot
lebih penting kuota , soalnya kalo speednya kenceng tapi dibatasin kuotanya sama aja boong, tapi kalo murah ya gapapa hahahaha
speedbased
Speedbased, karena untuk mendapatkan informasi yang cepat adalah hal penting
Mengandalkan kecepatan
volumebased
Speedbased, karena saya tidak suka lelet
Volume Based, karena kuota banyak akan lebih dibutuhkan dibanding dengan kecepatan.
VolumeBased, karena lebih irit dalam pemakaian.
volumbased karena saya bukan pengguna internet mania
SpeedBased, karena jika semakin cepat koneksi suatu provider maka akan semakin bagus.
SpeedBased alasannya karena kuota udah banyak ga capek mikirin kuota cuma ngandelin speed
Dahsyat
Volumebased, Alasan : Untung mendownload banyak file-file yang diinginkan dari internet.
volume, karena jika menggunak kouta lebih cepat dibandingkan unlimited, kalau speedbased blm pernah nyoba
saya lebih memilih speedbased .. dikarenakan , saya jarang sekali mendownload .. sekalinya mendownload itupun yg penting penting saja .. jadi walaupun saya memilih speedbased kuotanyapun ditentu akan habis
ajib lah pokoknya

Tingkat Kepuasan *

Relatif yaaa
Kuat
Cukup puas
cukup puas, namun untuk bisa mencakup lingkup tergantung jenjang pengguna jasa provider. contoh, jjika mahasiswa diberi harga khusus, begitu juga dengan orang kantoran.
saya puas .. karena speed bolt sudah termasuk diatas rata rata ( itu dulu ), dan kuotanya sudah termasuk murah ...
shadis
mahal, dengan jam yg efektif internet kuota di kurangi
Cukup puas dengan segala fasilitas yang ditawarkan, harga juga terjangkau dengan kualitas yang cukup baik
puas banget karena provider gak cukup pengaruh buat saya, sinyalnya bagus, provider cuma buat batu loncatan
tidak puas mahal & sinyal buruk
Ngga bagus-bagus amat
Puas, karena sesuai dengan harga yang ditawarkan
Kurang puas, Alasan : Kecepatan akses jaringan yang lamban dan sinyal yang terputus ketika cuaca buruk.
cukup puas
Mantap
biasa aja
Puas. Bisa dilihat dari harga cukup worth it dengan kualitas lainnya seperti akses jaringan dan sinyal.
Cukup puas, kecepatan akses jaringan yang stabil dan hatga yang relatif.
Cukup puas, untuk harga standard, kecepatan akses jaringannya juga bagus (tapi terkadang tergantung dari tempatnya juga), sinyalnya tergantung tempat.
saya puas dengan fastnet .. karena jaringannya stabil dan customer servicenya ramah terhadap pelanggan
harga murah tapi cepet abis kuota walaupun unli. jdi ya kurang puas. sinyal juga kalo ujan ancur2an.
Ga terlalu memuaskan karena kadang hasilnya tidak sesuai dengan yg di promosikan
akhir akhir ini kurang puas karena harga tidak sesuai dengan sinyal yg ada kecepatan akses jaringan pun tidak sesuai
Not bad lah ya
Aksesnya lumayan bagus, namun kadang-kadang jaringanya masih belum stabil
Harga nya gak sebanding dengan kuota yg didapat terutama xl , kalo indosat kuota banyak tp cepet habis karena gak unlimit untk kecepatan sm tp xl lebih baik





.
BAB 4
PENUTUP

Berdasarkan penelitian dan pembahasan diatas peneliti memberikan saran sebagai sebagai berikut:
Kualitas layanan yang perlu ditingkatkan adalah penanganan komplain pelanggan dengan cara meningkatkan kapabilitas petugas agar dapat memberikan pelayanan yang tuntas terhadap komplain pelanggan harus selalu meningkatkan kepuasan pelanggan. Hal yang perlu diperbaiki adalah indikator harga dengan meningkatkan kreatifitas struktur harga dan pelayanan terhadap pelanggan diplasa dengan meningkatkan kapabilitas petugas. Kemudian ketersediaan jaringan atau signal provider yang dapat diperluas ke daerah-daerah agar pelanggan dapat mengakses dengan lebih mudah, cepat dimanapun dan kapanpun dengan harga yang masih dapat terjangkau.



DAFTAR PUSTAKA


Link Form

Link Hasil Analisis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar