Nama : Fitria Sumawardani
NPM / Kelas : 12111935 / 4KA26
Pengantar Telematika #
Negara Dengan
Biaya Telekomunikasi Termurah di Dunia
Biaya telepon di setiap
negara bervariasi. Ada yang sangat mahal seperti Jepang, mencapai Rp 10.000 per
menit. Ada pula yang tarifnya relatif terjangkau, bahkan untuk masyarakat kelas
menengah ke bawah sekalipun.
Lembaga riset Frost
& Sullivan membuat daftar perbandingan tarif telepon (on voice tariff)
antar negara. Hasilnya relatif mengejutkan. Sebab, mayoritas negara-negara maju
di Eropa dan Amerika Utara cenderung membayar biaya telepon lebih mahal
dibanding negara kawasan Asia Pasifik.
Analis Frost &
Sullivan Nitin Bhat menilai situasi tersebut wajar. Sebab, sistem pembayaran
yang biasanya dipakai di negara maju adalah pascabayar. Tarif telepon di negara
berkembang cenderung lebih murah karena penduduk yang banyak serta banyak
operator di pasar telekomunikasi seluler.
“Faktor demografi,
aturan pemerintah, dan jumlah pemain di bisnis ini sangat menentukan tarif
telepon,” ujarnya di Senayan, Jakarta, Rabu (6/2).
Salah satu kunci
mahalnya biaya menelepon adalah keberadaan sistem roaming. Alias pengguna
telepon membayar untuk setiap panggilan yang masuk. Mayoritas operator
telekomunikasi Amerika Serikat menerapkan sistem seperti ini untuk pelanggan
pascabayar, sehingga biaya bercakap-cakap konsumen di negara itu relatif besar.
Syarat lain agar tarif
bercakap-cakap via ponsel bisa murah adalah ketersediaan infrastruktur.
Buruknya jaringan di kebanyakan negara Afrika, seperti Tanzania dan Nigeria,
menurut Bhat, mengakibatkan biaya telepon memakan sampai 35 persen pengeluaran
pemilik ponsel per bulan.
Maka, beruntunglah
rakyat di lima negara berikut yang menikmati sambungan telepon lokal dan interlokal
paling murah di dunia, salah satunya adalah Indonesia.
Sama halnya dengan
India, Indonesia juga dinobatkan sebagai negara dengan tarif telepon termurah
sejagat. Biaya untuk mengobrol hanya USD 1 sen per menit atau di kisaran Rp
90-100 setiap 60 detik.
Ninit Bhat dari lembaga
Frost & Sullivan menyebut, saat ini belum ada negara lain yang memiliki
skema tarif komunikasi semurah di Indonesia.
“Sulit dicari
bandingannya, bahkan di Asia Pasifik tarif telepon Indonesia dan India paling
murah,” ujarnya.
Awal reformasi, hanya
orang kaya dan kelas menengah yang punya telepon rumah atau telepon genggam.
Pasalnya, biaya pulsa mencekik leher baik lintas maupun ke sesama operator.
Situasi pun berubah
ketika terjadi perang tarif pada 2005, seiring populernya sistem prabayar dan
murahnya biaya menelepon sesama pengguna operator tertentu.
Pemain besar seperti
Telkomsel, XL, dan Indosat saling banting harga, apalagi ketika operator CDMA
masuk ke pasaran. Saat ini, hampir seluruh operator di Indonesia menawarkan
tarif telepon relatif murah dibandingkan negara-negara lain.
Perbandingan Teknologi
Informasi di Indonesia dengan Negara – Negara Lain
Teknologi informasi
merupakan hal yang sangat penting bagi kemajuan seuatu bangsa, dengan adanya
teknologi informasi membuat bangsa tersebut dapat berkomunikasi dan menambah
wawasan dengan dunia luas. Adanya teknologi informasi di tujukan agar bisa
mempermudah pertukaran informasi,informasi yang pada dahulukala memerlukan
waktu yang cukup lama untuk disampaikan kini dengan adanya jaringan internet
dengan sekejap saja informasi dapat saling bertukar. Saat ini Malaysia,
Filipina, dan Thailand telah merambah pasar dunia melalui kinerja industri
untuk menghasilkan produk-produk bernilai tambah tinggi dengan tingkat
teknologi lebih kompleks. Singapura dan Korea Selatan bahkan giat mengembangkan
teknologi informasi dan perancangan produk.
Sementara itu, industri
padat karya Indonesia juga makin sulit bersaing karena biaya produksi yang
secara artifisial terlalu tinggi. Biaya produksi tidak meningkat sejalan dengan
tingkat produktivitas. Kenaikan biaya produksi antara lain justru didorong
beban tambahan akibat pola-pola ekonomi biaya tinggi.
Teknologi informasi
tidak lepas dari dunia maya alias internet. Internet bagian dari kehidupan
tidak bisa dihindari, internet akan mengglobal dan akan terus berkembang, sulit
rasanya menjadi bagian dunia di masa depan jika kita tidak ikut memanfaatkannya
Komputer ada di
mana-mana, semakin portable dan mobile. Di sisi lain, seluruh peralatan yang
menunjang kehidupan manusia akan mengandung komputer yang embedded.
Ketersediaan jaringan internet sangat tinggi karena itu akses terhadap
informasi dapat dilakukan di manapun dan kapanpun. Internet akan mengandung
informasi yang berlimpah. Manusia dapat bekerja, menikmati hiburan,
bersosialisasi dan berkelana secara virtual ke seluruh dunia tanpa harus
beranjak dari tempat duduknya. Robot-robot cerdas akan melayani seluruh
kebutuhan manusia. Manusia dapat melakukan berbagai hal dengan upaya fisik yang
sangat minimum. Dua hal kunci adalah: cyberspace atau dunia virtual, anytime
anywhere access dan minimalisasi aktifitas fisik. Internet bisa menjadi
komplemen dari buku dan perpustakaan di dunia nyata. Internet mampu menjadi
penyedia fasilitas dunia pendidikan.
Perkembangan internet
juga telah memengaruhi perkembangan ekonomi. Berbagai transaksi jual beli yang
sebelumnya hanya bisa dilakukan dengan cara tatap muka (atau melalui pos atau
telepon), kini sangat mudah dan sering dilakukan melalui internet. Transaksi
melalui internet itu dikenal dengan nama e-commerce.
Terkait dengan
pemerintahan, internet memicu tumbuhnya transparansi pelaksanaan pemerintahan
melalui e-government. Juga, peningkatan pelayanan publik. Sampai saat ini
hampir 75% pemerintah daerah Indonesia sudah memiliki situs resmi sendiri.
Namun untuk mencapai kondisi yang diharapkan masih diperlukan banyak perbaikan
Pembangunan
infrastruktur telekomunikasi di Indonesia memang tidak semudah negara tetangga.
Baik segi biaya dan implementasi. Mengingat geografis Indonesia jauh lebih luas
dan berpulau-pulau. Apalagi negara ini sedang mengalami krisis berkepanjangan
sehingga dana yang tersedia pun sangat minim. Karena itu, masuknya lembaga
swadaya masyarakat (LSM) dan swasta di sektor itu sangat diharapkan. Namun,
pemerintah harus terlebih dahulu bisa menjadi fasilitator yang mumpuni.
Dalam kehidupan kita
dimasa mendatang, sektor teknologi informasi dan telekomunikasi merupakan
sektor yang paling dominan. Siapa saja yang menguasai teknologi ini, maka dia
akan menjadi pemimpin dalam dunianya
Perkembangan teknologi
informasi Indonesia sangat dipengaruhi oleh kemampuan sumber daya manusia dalam
memahami komponen teknologi informasi, seperti perangkat keras dan perangkat
lunak komputer sistem jaringan baik berupa LAN ataupun WAN dan sistem
telekomunikasi yang akan digunakan untuk mentransfer data. Kebutuhan akan
tenaga yang berbasis teknologi informasi masih terus meningkat hal ini bisa
terlihat dengan banyaknya jenis pekerjaan yang memerlukan kemampuan di bidang
teknologi informasi di berbagai bidang, juga jumlah SDM berkemampuan di bidang
teknologi informasi masih sedikit, jika dibandingkan dengan jumlah penduduk
Indonesia.
Melihat perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi yang pesat dan maju di negara-negara yang ada di
dunia, seperti negara-negara Eropa dan Amerika kini telah menjalar
negara-negara ke Asia yaitu Jepang, China, Korea Selatan dan India. Semua ini
memang tak lepas dari peran positif globalisasi dan pengembangan teknologi
informasi dan komunikasi. Sehingga di negara Eropa Utara memiliki program
belajar seumur hidup, pengembangan inovasi nasional, peningkatan investasi
riset dan pengembangan serta pelaksanaan laboratorium masyarakat informasi di
Eropa. Selain itu China juga menerapkan hal yang sama dalam mengelola negaranya
yaitu mengoptimalkan peran teknologi informasi dalam pembangunan bahkan mengembangkan
secara intens dalam program-program pendidikan. Pada akhirnya China mampu
bersaing bahkan menjadi negara yang maju untuk bidang TIK.
Indonesia sebagai negara kepulauan,
memiliki sekitar 17 ribu lebih pulau (6 ribu pulau berpenduduk) yang tersebar
dalam area geografis 1.919.440 km2. di satu sisi kondisi ini
merupakan suatu keuntungan yang besar bagi bangsa kita karena memiliki sumber
daya yang besar, baik secara demografis maupun geografis. Jumlah pulau yang
tersebar begitu banyak justru menjadi hambatan dalam proses pembangunan dan
pengembangan TIK. Aspek tingginya biaya menjadi salah satu faktor penting
sulitnya pembangunan dan pengembangan TIK hingga ke pelosok negeri, sehingga
fokus pembangunan lebih banyak dititikberatkan pada wilayah-wilayah yang
memiliki nilai ekonomis yang tinggi seperti pulau Jawa dan sebagian Sumatra.
Selain itu, perkembangan
pembangunan infrastruktur telekomunikasi di Indonesia masih belum memadai.
Jumlah sambungan telepon tetap baru 8,7 juta atau dengan tingkat teledensitas
kurang dari 4 persen. Sementara pemerintah menargetkan jumlah sambungan telepon
per 100 penduduk sebesar 13% pada tahun 2009. Hal itu berkebalikan dengan
penetrasi telepon seluler yang telah mencapai 22,8%. Sampai saat ini terdapat
sekitar 43 ribu desa atau 65% desa yang belum terjangkau oleh jaringan telepon.
Asumsi dari Internet
World Stats yang memprediksi dari jumlah penduduk Indonesia di
tahun 2009 adalah sekitar 240 juta orang penetrasi internet diperkirakan hanya
10,4 persen. Indonesia hanya menempati ranking ke-22 dari seluruh negara di
Asia Untuk 5 besar penetrasi internet di Asia adalah:
- Korea Selatan (77,3%)
- Jepang (74,0%)
- Hongkong (69,2%)
- Singapura (66,7%)
- Taiwan (65,9%)
Di sektor sumber daya manusia,
jumlah perguruan tinggi (baik negeri maupun swasta) yang melaksanakan program
informatika/komputer berjumlah 476 perguruan tinggi, bidang komunikasi
berjumlah 136 perguruan tinggi, dengan lulusan per tahunnya sebanyak + 25.000
orang, dimana hal ini masih jauh dari kebutuhan secara nasional. Kondisi ini
didukung oleh rata-rata partisipasi masyarakat dalam mengikuti pendidikan yang
masih rendah. Terutama untuk 7-12 tahun dan 13-15 tahun hanya mencapai angka
95,26% dan 82,09% bahkan untuk tingkat perguruan tinggi hanya mencapai angka
13% (BPS, 2006).
Di lain sisi, Pemerintah
menargetkan pada tahun 2010 seluruh desa dan kecamatan di Tanah Air telah
terhubung dengan infrastruktur telepon dan internet. Pada tahun 2010 seluruh
daerah perbatasan di tanah air juga diharapkan dapat menerima siaran TVRI dan
RRI. Sebelumnya menurut Menteri Komunikasi dan Informasi (Kabinet Indonesia
Bersatu I), Mohammad Nuh mengatakan, total desa yang belum terjangkau jaringan
telekomunikasi sebanyak 31 ribu. Akhir tahun 2009, semua jaringan dapat
menjangkau seluruh desa. Menurutnya, untuk menyediakan jaringan telekomunikasi
tersebut disediakan anggaran sekitar Rp 2 triliun. Setelah jaringan tersambung
yang menjadi pemikiran ialah keterjangkauan akses telekomunikasi bagi
masyarakat desa. Sebab, dari akses internet tersebut masyarakat bisa melakukan
transaksi ekonomi. Seluruh desa di Indonesia jumlahnya mencapai 72 ribu lebih
yang ditargetkan memiliki rumah pintar lengkap dengan semua fasilitas
penunjangnya termasuk jaringan internet.
Menurut saya mengenai perkembangan
IT di negara Indonesia ini dibandingkan dengan negara-negara yang maju,
bahwa perkembangan IT di Indonesia masih sangat rendah untuk masalah ini.
Karena disebabkan oleh negara Indonesia masih tergantung kepada negara jepang
yang mempunya teknologi yang lebih canggih daripada negara Indonesia, pengguna
teknologi IT masih sebagian belum merata dan membudaya di Indonesia,
masih rendahnya penduduk Indonesia yang masih kurang mengerti atau belum memahami
menggunakan teknologi IT. Oleh karena itu negara Indonesia belum mampu
produksi barang-barang elektronik dalam negeri tetapi di Indonesia lebihnya
produk-produk yang masuk produk buatan negara lain, sehingga penduduk Indonesia
dalam hal bidang teknologi masih kurang sempurna atau kurang maju. Sehingga
negara Indonesia menduduki peringkat ke-22 mengenai masalah IT.
Menurut
pendapat saya biaya telekomunikasi di Indonesia masih
tergolong murah dibandingkan dengan megara lain karena negara kita ini menikmati
sambungan telepon lokal dan interlokal paling murah di dunia. Kemudian ketersediaan
infrastruktur, biaya untuk mengobrol hanya USD 1 sen per
menit atau di kisaran Rp 90-100 setiap 60 detik. Dan banyaknya layanan tipe
jaringan serta provider yang ditawarkan dengan berbagai jenis macam paket data
membuat biaya yang dikeluarkan semakin sedikit / murah tetapi masih dapat
menggunakan fasilitas / media telekomunikasi. Apaladi ditambah dengan Indonesia menyediakan fasilitas WiFi di area
publik mengingat banyaknya kebutuhan teknologi informasi yang membutuhkan Wifi
untuk menghubungkannya ke dunia maya agar masyarakat indonesia dapat bersaing
dengan masyarakat lain. Selain itu seharusnya pemerintah indonesia memanfaatkan
kecanggihan teknologi informasi dengan mengadakan ketransparanan dalam
pengerjaan pemerintahan agar terjadi pemerintahan yang transparant dan
akuntabel dengan memaksimalkan situ resmi pemerintah yang diisi dengan kegiatan
dan anggaran yang digunakan oleh pemerintah seperti yang sedang dilakukan oleh mantan
guberbur DKI Jakarta Joko Widodo.
sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar