Jumat, 16 Desember 2011

WALL-E


FITRIA SUMAWARDANI
12111935 / 1 KA 16
WALL -E
                Awalnya saya tidak mengerti film tersebut , saya belum pernah menonton film tersebut sebelumnya  , setelah saya mendengar sekilas cerita dari dosen soft skill saya dan teman sekelas saya , tak di sangka memang kebetulan saya mendapat tugas dari  pak harry mufrizon selaku dosen pembimbing mata kuliah soft skill untuk mencari pesan yang terkandung dalam film yang ber judul WALL-E itu , dari situ lah saya jadi ingin menonton nya . Dan memang harus sebenarnya karna untuk menuntaskan nilai UTS mata kuliah tersebut . Berawal dari menonton di  laptop teman sekelas  , karna menontonnya bareng-bareng temen saya memutuskan untuk  menonton nya di rumah dengan meminta data download tan film WALL-E itu .
Saya menontonnya  bersama teman saya yang memang kebetulan Ia sudah menonton , jadi , saya putuskan untuk menonton bersama  nya  , yahh itung-itung  untuk membantu proses pengerjaan tugas kali ini . hehe*
            Setelah saya menontonnya , disini saya ingin berbagi cerita , lebih tepatnya ingin menceritakan synopsis dari hasil film yang saya tonton . Film yang saya tonton  ini berjudul  “WALL-E”  ( WASTE ALLOCATION LOAD LIFTERS EARTH-CLASS )  adalah jenis robot yang bertugas membersihkan bumi.  yang di tulis oleh Andrew  Stanton  ,  Peter Docter  dan  Jim  Reardon   dan di sutradarai oleh  Andrew  Stanton .
Pada awal abad ke-22 , sebuah perusahaan " raksasa " Buy N Large (BnL) menguasai perekonomian di Bumi , termasuk pemerintahan . Akibat dipenuhi sampah yang tidak didaur-ulang , maka Bumi menjadi sangat tercemar oleh sampah-sampah elektronik , sehingga kelangsungan hidup manusia menjadi terancam. Untuk mencegah kepunahan manusia, Shelby Forthright (Fred Willard) selaku CEO Buy N Large, melakukan pengungsian massal dari Bumi selama lima tahun di atas armada kapal luar angkasa eksekutif bernama axiom yang menyediakan setiap keperluan manusia , dan dilengkapi dengan robot-robot yang semuanya berjalan secara otomatis untuk melayani kebutuhan manusia .
Ratusan-ribu unit robot penghancur sampah yang dinamai dengan WALL•E ditinggalkan di Bumi untuk membersihkan Bumi . Robot-robot tersebut diprogram untuk memadatkan dan menumpuk sampah-sampah elektronik yang telah memenuhi seluruh daratan di Bumi , agar memudahkan untuk peleburan . Tumpukan sampah-sampah elektronik telah dipadatkan dan dikumpulkan oleh robot-robot WALL•E, tumpukan sampah tersebut telah setinggi gedung pencakar langit . Namun , proyek ini dibatalkan karena Forthright memperkirakan bahwa pada tahun 2110 Bumi sudah terlalu tercemar dan sudah tidak memungkinkan untuk dihuni oleh manusia. Pada tahun 2815, kira-kira 700 tahun kemudian, hanya satu WALL•E yang masih berfungsi dan temannya hanya seekor kecoa, Spot.

Berabad-abad kehidupan telah dilalui oleh WALL•E , sehingga ia memiliki kecerdasan yang lebih baik dan rasa keingin-tahuan . Ia gemar mengoleksi barang-barang yang menarik di tumpukan sampah yang memenuhi Bumi , mengambil onderdil untuk suku cadangnya dari WALL•E lain yang sudah tidak aktif. Ia sering menonton film musikal tahun 1969 yang berjudul Hello, Dolly ! dari kaset video . Video lainnya yang ia nikmati adalah Put on Your Sunday Clothes, dan adegan berpegangan tangan dalam video        " It Only Takes a Moment " yang mengajarnya memiliki perasaan . WALL-E dapat mengisi bahan bakar untuk tubuhnya melalui bantuan sinar matahari agar ia dapat mempertahankan daya dan memiliki energy untuk dapat beraktivitas membantu manusia untuk membersihkan bumi .

Pada suatu hari, WALL•E menemukan sebuah bibit tumbuhan, lalu menanamnya dalam sebuahsepatu usang. Tidak lama kemudian, sebuah kapal luar angkasa mendarat di Bumi dan mengeluarkan EVE (Elissa Knight), sebuah robot perempuan yang dikirim oleh pesawat raksasa yang bernama Axiom, ia diprogramkan untuk mencari tanda-tanda kehidupan flora di Bumi.


WALL•E jatuh cinta pada pandangan pertama dengannya, EVE juga mengagumi kepribadian WALL•E. Sungguh disayangkan , ternyata cinta WALL•E tidak terbalaskan, karena EVE diprogramkan untuk mencari keberadaan tumbuhan di Bumi . Saat WALL•E menunjukkan bibit tumbuhan yang ditemukannya kepada EVE , EVE menyimpan bibit itu ke dalam tubuhnya , setelah itu EVE menjadi non-aktif secara otomatis. WALL•E berusaha melindungi tubuh EVE yang tidak berstatus non-aktif sampai EVE diambil kembali oleh pesawat yang mengantarnya ke Bumi. Dengan rasa gelisah dan panik, WALL•E mengejar pesawat itu. WALL•E berhasil menyusup ke dalam pesawat Axiom.

Setelah berabad-abad hidup dalam mikrogravitasi , manusia di pesawat Axiom banyak kehilangan kalsium , sehingga membuat mereka menjadi sangat gemuk dan tidak mampu berdiri atau berjalan . Aktivitas manusia sepenuhnya dilayani oleh robot . Pilot pesawat Axiom adalah Kapten B. McCrea
( Jeff Garlin ) juga memerintahkan segala tugasnya kepada sistem autopilot pesawat yang bernama AUTO ( suara program MacInTalk ) . SaatWALL•E mengikuti EVE ke dalam kapal , kelakuannya yang tidak biasa , menyebabkan manusia dan robot bertindak tidak seperti biasanya . Khususnya M-O, robot dekontaminasi yang diprogramkan untuk membersih setiap pencemaran di dalam pesawat , ia mengejar WALL•E supaya ia dapat membersihkan kotoran asing yang bersumber dari Bumi , dan dua orang manusia bernama John (John Ratzenberger) dan Mary (Kathy Najimy) yang sebelumnya hanya melihat melalui media elektronik berupa monitor , sehingga mereka melihat pemandangan secara langsung karena WALL•E membuat mereka terlepas dari monitor yang terpasang di tempat duduk mereka.
Setelah sampai di dalam pesawat , EVE diaktifkan kembali dan diprogram untuk mengantar bibit tadi kepada McCrea agar diletakkan dalam alat pendeteksi yang dinamai holo-detector . Alat tersebut adalah sebuah mesin pendeteksi yang berfungsi memberikan informasi bahwa manusia dapat kembali hidup di Bumi , dan akan mengembalikan manusia ke Bumi secara otomatis setelah mendeteksi bibit tadi yang merupakan pedoman yang memungkinkan manusia untuk kembali hidup di Bumi . Sewaktu akan mendeteksi tumbuhan yang terdapat dalam tubuh EVE , bibit itu hilang . EVE dianggap telah rusak dan dikirim ke bagian perbaikan robot bersama WALL•E . Saat EVE diperiksa WALL•E menyangka EVE akan dihancurkan oleh mesin pemeriksa tersebut, lalu ia merampas senjata plasma EVE dan menembakkannya , sehingga membebaskan robot-robot rusak lainnya di ruang perbaikan . Tindakan WALL•E menjadi ancaman bagi setiap penghuni pesawat Axiom , EVE dan WALL•E menjadi buronan yang dianggap robot berbahaya . EVE yang tidak tahan dengan sikap WALL•E , mencoba mengantarnya kembali ke Bumi dengan menggunakan sebuah kabin .
Saat asisten utama McCrea (GO-4) tiba dan menyimpan bibit yang hilang itu ke dalam kabin , GO-4 yang mencurinya tanpa diketahui McCrea . Melihat bibit tersebut WALL•E memasuki kabin tempat diletaknya bibit tersebut . GO-4 akan menghancurkan kabin tersebut dengan mengaktifkan program penghancuran secara otomatis sehingga akan meledak setelah hitungan mundur 20 detik . Saat itu WALL•E berada di dalam kabin tersebut , namun WALL•E berhasil meloloskan diri bersama bibit itu sedetik sebelum musnahnya kabin tadi . EVE lega karena WALL•E menyelamatkan bibit itu dan mereka terbang dengan bahagianya di angkasa sekitar pesawat Axiom.

EVE dan WALL•E mengembalikan bibit itu kepada McCrea . Kapten McCrea ingin mengetahui bagaimana keadaan Bumi pada saat ini , lalu McCrea memutar rekaman yang direkam oleh kamera yang terpasang pada EVE , yang membuat EVE menyaksikan usaha WALL•E melindunginya ketika ia dalam status non-aktif . Akhirnya , EVE juga jatuh cinta pada  WALL•E . Terpesona oleh gambar-gambar kehidupan zaman dulu di Bumi sebelum berdirinya Buy N Large , McCrea perihatin melihat kerusakan alam di Bumi yang digambarkan dalam rekaman EVE . Kemudian McCrea merencanakan agar manusia kembali ke Bumi untuk memulihkan segalanya . Namun , AUTO menegaskan bahwa manusia tidak boleh kembali ke Bumi , lalu ia terpaksa menampilkan tayangan berupa rekaman Shelby Forthright yang memerintahkan semua autopilot agar tidak mengembalikan manusia ke Bumi , karena proyek pembersihan yang diusahakan telah gagal . AUTO yang dirancang untuk menuruti perintah tersebut , memberontak dan membuang bibit tumbuhan tersebut . Dalam memperebutkan bibit itu ,  AUTO dengan ganasnya menyerang WALL•E yang mencoba melindungi bibit itu dan menekan tombol non-aktif di badan EVE WALL•E dan EVE dibuang ke tempat pembuangan sampah bersamaan dengan bibit tadi , dan mengunci McCrea di dalam kamarnya .



Di tempat pembuangan sampah , EVE kembali aktif setelah sebuah tombol yang ada di dada EVE tersentuh oleh serangga . EVE berusaha mencari WALL•E , setelah menemukannya EVE melihat WALL•E telah rusak berat . Ia berusaha memperbaiki WALL•E , tapi usahanya sia-sia karena tidak ada komponen tubuh WALL•E yang cocok dengan yang ia temukan . Pada saat proses pembuangan sampah diaktifkan , gerbang pembuangan terbuka . Saat itu juga datang  M-O yang mengejar  WALL•E karena ingin membersihkan kotoran asing yang melekat di tubuh WALL•E . Kemudian M-O terjepit gerbang yang tertutup setelah sampah beserta WALL•E dan EVE dikeluarkan dari tempat pembuangan . Gerbang tidak sepenuhnya tertutup karena M-O terjepit pada gerbang saat mengejar WALL•E untuk membersihkan kotoran asing . Kesempatan ini digunakan oleh EVE untuk menyelamatkan diri dari pembuangan .
Setelah berhasil menyelamatkan diri dari tempat pembuangan sampah dengan bantuan M-O , EVE menolak perintah otomatis yang telah diprogramkan untuk membawa bibit ke pesawat . Ia masih berusaha untuk memperbaiki WALL•E , tapi WALL•E berharap EVE menuruti perintah tersebut sambil mengingatkan EVE jika seandainya mereka berhasil kembali ke Bumi WALL•E dapat diselamatkan dengan suku cadang yang disimpannya .
WALL•E dan EVE membawa bibit tadi untuk diletakkan di mesin pendeteksi yang ada di pesawat Axiom dengan bantuan M-O . Mereka berdua dibantu McCrea yang menyuruh mereka agar cepat ke mesin pendeteksi tersebut , mereka juga dibantu robot-robot rusak yang membantu mereka dengan melawan robot-robot penjaga . McCrea membohongi AUTO dengan mengatakan bahwa bibit itu ada padanya , dengan mengelabui AUTO melalui visual dari monitor . Kemudian AUTO mendatangi McCrea , lalu mereka berkelahi . McCrea berhasil mengaktifkan mesin pendeteksi , mengakibatkan AUTO memiringkan posisi Axiom , mengakibatkan manusia-manusia yang tidak dapat berjalan menjadi berjatuhan dan tertumpuk di sudut pesawat . Auto mencoba menutup mesin pendeteksi tersebut , namun ditahan WALL-E dengan mengorbankan tubuhnya . McCrea berusaha untuk berdiri dan berjalan untuk mendekati dan mengalahkan AUTO . Pada saat perkelahian dengan AUTO , McCrea melihat tombol merah yang terbuka di bagian tubuh AUTO . Lalu McCrea menekan tombol tersebut , sehingga AUTO yang merupakan pengendali pesawat Axiom menjadi berstatus manual . McCrea dapat dengan sepenuhnya mengendalikan AUTO , dan mengembalikan posisi Axiom ke posisi semula . Akhirnya , bibit berhasil dimasukkan ke dalam mesin pendeteksi ( holo-detector ) , dan melepaskan WALL•E yang bertambah rusak karena terjepit mesin pendeteksi yang akan menutup . Setelah bibit tadi dimasukkan ke dalam holo-detector , pesawat Axiom menuju ke Bumi dengan kecepatan cahaya .
Setelah mendarat di Bumi , EVE bergegas memperbaiki dan menghidupkan kembali  WALL•E dengan menggunakan suku cadang yang ada di tempat tinggal WALL•E . Sayangnya WALL•E telah rusak berat dan hampir semua komponennya ditukar oleh EVE dengan yang baru . Meskipun  WALL•E telah diperbaiki dengan sempurna , tapi WALL•E bukanlah WALL•E yang dikenal EVE WALL•E telah menjadi  WALL•E yang diprogram untuk mengerjakan tugasnya dan tidak memiliki perasaan dan ingatan yang dimiliki WALL•E yang EVE kenal . EVE sedih karena WALL•E yang dicintainya sudah tiada , EVE memegang tangan WALL•E lalu menempelkan kepalanya ke kepala WALL•E (bermakna ciuman) . Percikan listrik dari “ ciuman ” tadi memulihkan ingatan dan kepribadian WALL•E , lalu dia dapat mengingat EVE dan bahagia karena dapat berpegangan tangan dengan EVE .

 
Manusia dan robot bekerjasama dalam memperbaiki kehidupan di Bumi dengan harapan baru , di bawah pimpinan McCrea . Akhirnya , kehidupan yang normal dapat dinikmati kembali oleh manusia . Seiring waktu dan kerjasama manusia dengan robot , Bumi kembali normal seperti sedia kala .
Dari synopsis film WALL-E yang saya ceritakan tersebut sesuai dengan tugas yang di berikan dosen pembimbing saya , saya akan merincikan pesan – pesan yang terkandung dalam film tersebut , berupa pesan jaringan komunikasi  , social , serta inovasi yang terdapat di dalam film  WALL-E  ini .
JARINGAN KOMUNIKASI
Jaringan Komunikasi adalah "suatu proses dalam mana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain".
Dari film ini saya dapat makna yang baik yaitu , semua yang praktis dan instant tidak selamanya akan berpengaruh positif tetapi akan berpengaruh negatif juga seperti teknologi pada contohnya . Teknologi hanyalah sebagai sarana pendukung dan sarana yang membantu manusia untuk melakukan sesuatu tetapi jangan sepenuhnya mengandalkan teknologi . Karena teknologi dapat membutakan mata dan pikiran manusia dari lingkungan sekitarnya yang seharusnya bisa membuat manusia lebih banyak belajar . Tidak selamanya belajar dari lingkungan dan alam akan dibilang sebagai manusia yang kuno , tetapi belajar dari lingkungan dan alam akan membuat manusia tersebut menjadi manusia yang berkembang jauh lebih maju daripada manusia yang hanya bergantung pada teknologi . Pelajaran kedua dari film ini adalah, dilarang membuang sampah sembarangan. Karena dengan membuang sampah sembarangan dapat membuat bumi menjadi semakin kotor dan akan berakibat seperti pada film ini. Maka, jagalah bumi kita dengan baik agar bumi kita tetap bersih dan mampu bertahan lebih lama umurnya dengan selalu menjaga kebersihan, tidak membuang sampah sembarangan, dan lain-lain.
Dan salah satu sisi positif yang saya dapat dari film WALL-E ini yaitu,dengan kita bermalas-malasan karena denagn berkembangnya teknologi saat ini.maka,para perusahaan atau perorangan berlomba-lomba membuat sebuah alat yang lebih praktis atau lebih instan untuk para konsumennya dan sebisa mungkin bisa memanjakan para konsumennya sehingga para konsumen tersebut akan terus menjadi konsumen perusahaan tersebut atau perorangan tersebut dan tidak akan berpaling pada produk saingannya.

Jadi, sekarang bagaimana kita akan bagaimana bersikap tentang cerita dari film ini.mungkin sebagian orang akan memilih bermalasa-malasan dan akan mengikuti perkembangan teknologi pada saat ini yang akan memanjakan kita.tapi,perlu diingat bahwa bumi kita makin lama berumur atau tua,dan bumi kita membutuhkan perhatian kita.kita juga harus memikirkan bagaimana kita menyelamatkan bumi kita dari isu global warming yang saat ini sedang hangat diperbincangkan.

Informasi Yang di Dapat

Yang dapat kita ambil dari sebuah film Wall-E adalah berjuang memaknai kehadirannya sejatinya bagaikan menyaksikan diri kita sendiri. Kita memang tidak tinggal sendirian di bumi, tidak pula jadi manusia terakhir di tengah makhluk lain seperti tokoh yang diperankan Will Smith dalam film I Am Legend. Toh, manusia tetap kerap merasa sendiri. Di tengah lingkaran pergaulannya manusia masih sering merasakan keterasingan.
Persoalan menyangkut eksistensi ini kemudian berakar pada satu pertanyaan: bilamana manusia menemukan makna kehadirannyadi dunia? Apakah makna itu didapat dari kesendirian, atau justru dengan keterikatan dengan benda-benda? Apakah makna eksistensi manusia ditentukan dari kemampuannya untuk berdiri sendiri sebagai individu, atau justru didapat dari hubungannya dengan manusia lain?
Seorang yang senang bergaul biasanya kerap tenggelam dalam jadwal bersosialisasi yang padat. Namun, ini tidak menjamin ia tidak pernah merasakan kesendirian. Bisa jadi ia sering merasakan apa yang disebut sebagai perasaan kesepian di tengah keramaian. Sebaliknya, orang yang soliter belum tentu kesepian. Bisa jadi ia merasa cukup dengan dirinya sendiri dan karenanya seperti tidak memerlukan orang lain untuk memenuhi kebutuhan bersosialisasinya.
Tidak hanya kepada manusia lain, seseorang kerap mengaitkan eksistensinya dengan benda-benda. Seorang kolektor fanatik barang antik mungkin akan merasa hampa tanpa koleksinya. Hal ini sama dengan ‘anggota’ aliran agama dan kepercayaan yang merasa identitasnya ditentukan oleh apa yang ia percayai. Seluruh sikap hidupnya ditentukan berdasarkan apa yang diajarkan oleh aliran agama atau kepercayaannya itu. Tanpanya, ia akan merasa kosong dan kehilangan pegangan.
Di Indonesia, fenomena ini memang marak terjadi. Sejak aliran sempalan hingga fanatisme suporter sepakbola yang menggila, masyarakat kita seperti selalu punya alasan untuk memproyeksikan identitasnya pada hal-hal di luar diri. Proyeksi ini begitu dahsyatnya sehingga mereka rela mempertaruhkan harta dan nyawa untuk hal yang dibelanya. Pertempuran sesama saudara terjadi di sana sini karena masyarakat kita memilih membela apa yang dipercayainya ketimbang memelihara ‘perdamaian’.
Di sisi lain, ada pula kaum apatis yang seolah tidak memedulikan sekitarnya. Alasan menghindari konflik sering digunakan oleh kaum ini untuk membenarkan sikap tersebut.Daripada berselisih, lebih baik tidak memperdebatkan apapun. Barangkali ini adalah jalan aman, namun jelas kontra produktif terhadap kemampuan masyarakat ini untuk saling berkomunikasi.
Agaknya dalam hal lagi-lagi ini harus terjadi proses dialektika. Kepercayaan membabi buta terhadap sesuatu adalah sama buruknya dengan apatisme. Fanatisme mengarahkan masyarakat ke arah perpecahan tak terhindarkan, sementara ketidakpedulian akan membunuh iklim komunikatif dan pelan-pelan akan memberikan hasil yang sama destruktifnya.
Filsuf Friedrich Wilhelm Nietzsche (1844-1900) memberikan analogi tentang kehidupan dalam usahanya menjelaskan eksistensialisme versi dia. Beginilah analogi tersebut: kita sendirian dengan sampan kecil kita, terombang-ambing di tengah samudera yang amat luas, merasa gelisah karena kita sendirian tanpa penolong, tapi juga sekaligus kuat karena kita tahu bahwa kita hanya memiliki diri kita sendiri.
Konsep ini berlanjut dengan penegasan filsuf Jerman tersebut bahwa kita hanya bisa mengandalkan diri kita sendiri, bahwa kita bisa mendapatkan apa-apa yang kita mau dengan tangan kita sendiri, bahwa hidup itu memang ngeri dan gila, serba tak pasti, penuh tragedi, dan dengan mencintai hidup apa adanya baru kita bisa benar-benar bahagia. Kata Nietzsche: amor fati, ego fatum. Aku mencintai nasib, karena akulah nasib.
Betapapun, hal ini masih menimbulkan pertanyaan bagi kita. Seperti apakah kesendirian yang dimaksudkan oleh Nietzsche? Apakah seperti WALL-E, hidup sendiri dan berteman dengan benda mati? Apakah hanya lewat sikap soliter ekstrim seseorang baru bisa memperoleh eksistensi sejatinya sebagai individu?
Seumur hidupnya, Nietzsche tidak bertuhan, tidak berkawan, tidak berkewarganegaraan, tidak beristri, tidak beranak dan tidak pula bertempat tinggal. Apakah seperti ini kesendirian yang dimaksudkan Nietzsche, mengingat fakta bahwa di akhir hidupnya sang filsuf menjadi gila karena tidak memiliki kawan bicara? Dan jika ya, haruskah gaya hidup ini diadopsi oleh ‘orang biasa’ seperti kita?
Jawabnya, tentu tidak. Bagian dari menentukan eksistensi adalah persoalan subjektivitas yang harus dijunjung tinggi. Masing-masing individu memiliki caranya sendiri dalam memaknai eksistensinya di dunia. Hanya saja, yang jelas harus disepakati bersama adalah kesediaan untuk menampung keberagaman cara ini dalam sebuah konsep besar bernama toleransi.
Disisi lain juga terdapat kerugiaan dari perkembangan teknologi saat ini yaitu timbul sifat malas dari manusia untuk berkerja karena hampir semua pekerjaan manusia itu dikerjakan oleh komputer, sehingga timbul ketergantungan terhadap komputer. Disini saya mencoba menganalisa hubungan antar manusia yang tergambar pada film wall-e. Pada film Wall-e terlihat interaksi antara manusia dengan komputer, dalam film wall-e disini bercerita tentang sebuah robot pembersih sampah bernama Wall-e yang hanya tinggal dengan seekor kecoa dibumi.Suatu hari dating robot dari angkasa bernama Eve, robot ini dating ke bumi untuk mncari kehidupan di bumi.Wall-e pun bertemu dengan Eve ,selanjutnya Wall-e menunjukan tanaman kecil ke hadapan Eve, dan tanaman itu merupakan bukti adanya kehidupan di bumi. Tiba-tiba Eve menjadi tidak acuh dan beberapa kemudian eve dijemput dengan sebuah pesawat bernama pesawat Axiom yaitu pesawat yang dibuat manusia pada ratusan tahun yang lalu. Pesawat ini menjadi rumah kedua bagi manusia , sebab bumi kini penuh dengan sampah,di samping itu manusia didalam pesawat sebagian besar memanfaatkan komputer dan dalam berinteraksi mereka menggunakan komputer dan berdampak kurangnya bersosialisasi, dalam aktifitas pun manusia menjadi malas sebab dalam pembersihkan lantai,dan merawat kencantikan pun dilakukan oleh robot.
Manusia pada dasarnya mempunyai kemampuan dalam berfikir yang sangat besar dan apabila manusia itu dimalas untuk berfikir pasti banyak cara dalam membangun suatu Negara yang maju tanpa memanfaatkan teknologi komputer apalagi robot sebagai pengganti manusia. Manusia itu adalah orang-orang yunani yang mempunyai beban dalam mempertahankan kota sampai ketika seribu tahun kemudian muncul sebuah lengkungan Gothic yang merupakan hasil terakhir dari arsitektur sampai tahun 1800-an dengan bangunan yang terbuat dari kerangka baja, penggunaan kerangka baja ini terpaku pada alam dan kemampuan manusia bukan pada teknologi yang ada pada saat itu.
Sesungguhnya kehidupan itu berawal dari zaman yang terendah hingga pada zaman globalisasi. Pada zaman Terendah sekitar Abab 80 manusia cenderung menggunakan alat yang sederhana dalam melakukan suatu perjaannya seperti Hewan Badak yang dimanfaatkan untuk membajak sawah dan penggunaan kuda sebagai kendaraan berbeda dengan era Globalisasi dimana manusia cenderung memanfaatkan teknologi dan teknologi informasi untuk membantu penyelesaian suatu pekerjaan, dan juga terlihat pada penggunaan kendaraan mobil dan motor yang secara tidak langsung membuat manusia itu menjadi malas untuk berjalan dan Berolahraga. Ini membuktikan bahwa manusia itu cenderung malas dalam bertindak sehingga dunia ini menjadi tidak berkembangnya dan yang timbul malah kerusakan pada bumi ini seperti timbul bencana-bencana alam dan semua itu merupakan akibat dari perbuatan manusia itu sendiri.
Bumi saat ini semakin penuh dengan sampah, akibat dari aktivitas manusia itu sendiri. Yang lebih mengarah kepada pola hidup yang serba instan dan sudah tidak peduli lagi terhadap lingkungan (scene awal Wall-e dengan sampah) dan sudah sperti hal yang biasa ketika melihat sampah berada disekitarnya.
Manusia semakin gemuk, intelegensi berkurang, dan semakin individualistis karena semua sudah diatur secara otomatis oleh robot/mesin (scene manusia di Axiom). Dalam kenyataannya, saat ini teknologi sudah sangat memfasilitasi manusia untuk beraktivitas secara cepat dan efisien, namun dibalik keuntungan yang didapat apabila manusia tidak dapat mengontrol dirinya, maka yang ada manusia akan menjadi ‘budak’ teknologi dan tidak akan bisa berbuat apa-apa tanpa itu, padahal pada awalnya manusia lah yang menciptakan teknologi untuk sekedar membantu dalam beraktifitas dan mempermudah pekerjaan manusia.
Perjuangan Wall-e dan Eve, yang hanya sebuah robot dalam melindungi tanaman (scene tengah-akhir) harus dapat menjadi cermin bagi manusian saat ini, bahwa bumi ini harus dilindungi dan dijaga dan dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Tidak hanya menebang, tetapi harus menanam, tidak hanya mengotori tetapi harus membersihkan.
Diawali dengan menyelamatkan satu pohon, maka akan bisa mengembalikan bumi kepada yang hijau, bersih, dan dapat dihuni oleh manusia. Pada kenyataannya, sekarang sudah banyak aktivitas yang mengarah kepada gerakan tanam pohon (dengan berjuta-juta pohon), tetapi jangan sampai gerakan tersebut berhenti sampai menanam tanpa ada aktivitas untuk memelihara dan menjaga. Karena akan mengakibatkan tanam pohon tersebut menjadi sia-sia.
Semoga, dengan menonton film ini manusia bisa menyadari bahwa kerusakan bumi telah terjadi dan akan semakin besar apabila kita tidak berbuat apa-apa. Dan apabila sudah menyadari mulailah bertindak dengan meminimalisir menghasilkan sampah, hiduplah dengan efisien, tidak boros energi, tidak bertingkah laku konsumtif, dan pada akhirnya akan menjadi boomerang bagi kita sendiri.
Kerusakkan bumi saat ini bukan hanya tanggung jawab segelintir orang yang merasa peduli terhadap lingkungan, tetapi tanggung jawab semua manusia yang menghuni bumi ini.Efeknya memang belum kita rasakan saat ini, namun beberapa tahun kedepan generasi-generasi penerus kita lah yang akan sangat merasakan efeknya. Bahkan saat ini pun, walaupun masih skala kecil kita dapat merasakan efek dari pans bumi yang sudah tidak terjangkau lagi. Perubahan musim yang tidak teratur, keadaan suhu bumi yang padaa saar panas terasa panas sekali, dan pada saat dingin terasa dingin sekali. Hal ini lah yang perlu kita waspadai kedepannya

MENURUT PENDAPAT SAYA , JARINGAN KOMUNIKASI  YANG ADA PADA FILM WALL-E ADALAH :
*      Sinyal yang di gunakan pesawat raksasa  untuk memanggil EVA untuk pulang ke luar angkasa setelah ia mendapatkan tumbuhan di bumi .
*      Dengan remote control yang canggih , manusia di luar angkasa pada abad-22  tersebut dapat memenuhi kebutuhan nya . Jadi , manusia pada zaman tersebut tidak melakukan aktivitas gerak yang berlebihan , makanya manusia nya bertubuh besar ( gemuk ) .
*      Pada saat WALL-E  rusak akan system kerjanya  , pada zaman tersebut  untuk membenahinya menggunakan  robot  pembersih yang dapat mendeteksi kotoran yang ada di WALL-E .
*      Pesawat induk memberitahu bahwa bumi sudah dapat di tempati melalui kapten pesawat raksasa  ( McCrea  ) .


PESAN SOSIAL
Film terbaru dari Disney/Pixar, WALL*E - memberikan penonton sebuah paradoks yang menarik. Di permukaan, film ini, seperti banyak proyek Pixar yang sebelumnya dari Toy Story hingga Cars, adalah sebuah kisah membangun yang mempromosikan nilai - nilai terpuji seperti persahabatan, kesetiaan, dan tanggung jawab moral. Film ini juga terbikin dengan sangat baik. Tetapi sejalan dengan kisah pertemanan, cinta, dan ketabahan, WALL*E menggarisbawahi pesan yang mendorong agenda sosial yang tidak begitu tajam.
Film ini, yang dibuat untuk menarik anak dan dewasa, memperingatkan akan bahaya konsumsi berlebihan, konsumerisme yang bodoh, kenyamanan kultural, ketidakpedulian lingkungan dan kemalasan. Ini adalah agenda sosial yang sebenarnya layak dikagumi - terutama untuk anak kecil. Seperti nilai - nilai positif yang tergambarkan melalui inti cerita dalam film ini, pesan sosial yang menggarisbawahi film ini adalah isu terpenting.
Satu permasalahan ini, anak - anak menonton film ini yang juga tercampur dengan pesan - pesan dari orang yang mendorong pesan anti - konsumerisme dan ketidaknyamanan. Untuk menyimak review film ini, silakan klik disini .
Sepanjang kisah dari WALL*E dan teman - temannya yang mencoba untuk menolong orang-orang untuk kembali ke bumi (dan kisah cinta yang juga ada dalam film ini), latar belakang kisah ini menyediakan pesan penting untuk anak-anak yang menonton: olahragalah, jangan menyerah kepada kampanye marketing perusahaan, jangan terlalu banyak makan; berolahraga; jangan tertekan untuk kenyamanan; tetaplah terdidik dengan menonton dan jangan habiskan semua waktu kamu untuk menonton TV. Sayangnya, ketika itu berurusan dengan hal mempromosikan ide - ide penting tersebut, pesan ini kontradiksi dengan medium-nya.
Sebuah frasa tak terkenal "Medium adalah pesannya" pertama kali dikemukakan oleh teoris media brilian jaman dulu Marshall McLuhan dalam karya bukunya di tahun 1964 Understanding Media: The Extension of Man. Kunci ide ini adalah terkadang implikasi paling langsung dari sebuah medium (dalam kasus ini, film WALL*E) menjadi pesan sebenarnya yang dikomunikasikan. Dengan kata lain, "pesan" sebenarnya dari "medium"-nya tidak hanya konten dari sebuah film. Tetapi juga serangan kilat marketing raksasa, serangan gencara dari boneka-boneka dan produk WALL*E, brand produksi dari Disney dan semua barang komersial tak terpakai yang muncul sejalan dengan promosi dari film besar bagi anak ini.
Sekarang, anak di seluruh Amerika (dan mungkin sebentar lagi, seluruh dunia) akan digoda untuk memiliki busana WALL*E, cangkir WALL*E, dan brand WALL*E seperti yang ada di film.
Persoalannya adalah, WALL*E sebenarnya adalah sebuah film yang bagus. Kisah cintanya pun menginspirasi, dan memiliki plot kesadaran sosial dan menyorot implikasi komersial yang memberikan anak dengan pesan yang penting.
MENURUT PENDAPAT SAYA MENGENAI PESAN SOSIAL YANG ADA PADA FILM WALL-E YAITU :
*      Kecoa spot setia menemani  dan membantu WALL-E untuk membersihkan bumi  ( setia kawan ) .
*      Wall-E adalah robot yang di buat  untuk membersihkan bumi  dan peduli kepada alam . Saat ia menemukan tumbuhan , ia mau merawatnya dengan menaruhnya di sepatu butut yang ia miliki , yang di anggap sebagai barang  unik yang ia simpan , karena memang  ia suka mengoleksi barang – barang unik .
*      Wall-E adalah robot yang selalu ingin tahu akan apa yang ada di sekitar  dan  mau bersosialisasi  dengan keadaan di sekitar .
*      EVE rela berkorban membantu WALL-E ketika system nya rusak karna benda asing atau kotoran yang ada di tubuh nya , begitu pula sebaliknya saat EVE kerusakan system kerjanya ,  WALL-E mencari bantuan dan berusaha membuat EVE hidup kembali .
*      Datangnya EVE  ingin mencari tumbuhan yang ada di bumi yang di utus oleh pemimpin pesawat raksasa ( axiom ) yang ada di luar angkasa adalah wujud kepeduliannya terhadap bumi .


INOVASI YANG TERDAPAT PADA FILM WALL-E
memiliki sebuah fenomena menarik dalam kehidupan manusia belakangan ini, yaitu kehidupan yang lebih efisien. Namun, dibalik hal yang efisien ini, dapat membuat manusia menjadi lebih malas. Malas tadi dapat mendorong manusia untuk lebih kreatif dalam menghadapi kehidupan sehari-hari, yaitu dengan menciptakan sebuah inovasi dalam kehidupannya, inovasi ini dapat memberikan efisiensi dalam  kehidupan manusia.Kita tahu segala hal yang diciptakan manusia, dapat memberikan efek negative ataupun positif terhadap manusia, tergantung seberapa sering kita menggunakannya, dan efeknya bagi kita.
Kali ini, saya akan memberikan gambaran, tentang keinginan manusia untuk membuat hidupnya efisien, dan efeknya yang kepada manusia. Menurut saya gambaran yang sangat pas adalah melalui film Wall-E, karena di film ini memberikan bagaimana kehidupan manusia dengan dikelilingi oleh macam-macam teknologi yang memanjakannya. Bagaimana efek psikis maupun psikologis terhadap penggunaan berlebihan terhadap alat – alat yang diciptakan manusia itu sendiri.
Seiring waktu dan kerjasama manusia dengan robot, Bumi kembali normal seperti sedia kala. Mengenai kelanjutan kehidupan manusia beserta para robot di Bumi, dapat dilihat pada lukisan-lukisan yang terdapat pada kredit penutup dalam film animasi ini.
Dari resensi cerita film Wall-E ini, apa yang anda simpulkan tentang kehidupan manusia pada film tersebut  ? pasti kita akan serentak menjawab “efisien” sekali. Ya karena semakin maju sebuah teknologi maka pasti akan semakin praktis sebuah kehidupan manusia, dan dengan kepraktisan yang berlebihan itu, akan membuat kita lebih sedikit bergerak, dan bukan tidak mungkin menjadi lebih “malas” karena terlalu sering dimanjakan oleh teknologi.  Kita semua pasti ingin segala hal yang praktis, seperti dengan menekan 1 tombol maka kita dapat pergi kemana saja seperti orang-orang yang ada di pesawat Axiom, atau dengan menekan  1 tombol kita dapat melakukan apa yang ingin kita lakukan.
Lalu apa bukti dari dengan keinginan manusia untuk lebih efisen dalam hidup, maka akan tercipta sebuah teknologi baru ? contoh dirumah anda memilki tv, tv tersebut dilengkapi dengan sebuah remote yang berfungsi untuk memberikan kemudahan kepada kita, untuk dapat mengganti channel tanpa harus menekan tombol yang tersedia di TV tersebut. TV sendiri pada kemunculannya di masyarakat yang pertama kali, sekitar tahun 1930, namun pada masa remote pada TV belum lah ditemukan, remote TV pertama kali dikembangkan oleh Zenith Radio Corp pada tahun 1950, dua puluh tahun setelah penemuan TV itu sendiri, bahkan merek dagang mereka sendiri adalah “lazy bones”.  Lalu kita pasti pernah melihat sebuah pagar rumah atau pagar sebuah pabrik yang dapat dibuka ataupun di tutup dengan otomatis, ini juga salah satu inivasi dari manusia dalam meminimalisir kerja tubuh.

MENURUT PENDAPAT SAYA MENGENAI INOVASI YANG ADA PADA FILM WALL-E ADALAH :
Ø  Pengisiian bahan bakar pada WALL-E menggunakan  bantuan sinar matahari .
Ø  Pada zaman tersebut menonton televise dapat menggunakan kaset untuk memutar kembali film yang ingin di tonton .
Ø  WALL-E  dapat memotong baja menggunakan laser  yang dimiliki pada tubuhnya.
Ø  Adanya EVE  , yaitu robot yang di utus untuk mencari tumbuhan yang ada di bumi  , ia dapat terbang dan EVE lebih cerdas dibanding WALL-E.
Ø  Pada abad ke-22 membersihkan segala sesuatunya menggunakan robot  pembersih yang canggih yang dapat mendeteksi kotoran yang ada  pada
tubuh .


Kesimpulan                                                                                                                 
Kesimpulan saya adalah kemajuan teknologi yang sangat pesat dapat menyebabkan sifat kemalasan manusia sehingga manusia terlalu bergantung terhadap teknologi yang mereka ciptakan, sehingga akan mengubah segala kehidupan yang terjadi di planet bumi yang mereka tempati dulu, dan dalam perjuangan yang ikuti dengan rasa cinta dapat meredam segala macam masalah dan rintangan yang di hadapi. Selain membantu teknologi juga dapat menghancurkan ekosistem yang ada di bumi seperti di film Wall- E. Jadi kita harus memakai teknologi dengan bijak tanpa harus merusak tatanan ekosistem yang ada di bumi.

REFERENSI
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas